SURAKARTA (SUARABARU.ID)-Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke 88 digelar di Solo pada 1 April mendatang. Mengambil tema “Penyiaran sebagai pendorong kebangkitan ekonomi pasca pandemic”, juga memiliki makna lain yakni melalui agenda vaksinasi yang disertai kedisiplinan menegakkan protocol kesehatan, hadir optimisme bahwa pandemic ini segera berakhir.
“Diusungnya tema “Penyiaran sebagai pendorong kebangkitan ekonomi pasca pandemic”, memiliki makna bahwa lembaga penyiaran tidak semata-mata berorientasi bisnis”, terang Ketua Pelaksana Peringatan Harsiarnas ke 88 Hardly Stefano Pariela dalam keterangan pers di Gedung Monumen Pers Solo , Senin (29/3).
Selain berada dalam pandemic Covid 19, lanjut Hardly Stefano Pariela yang juga merupakan Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan, peringatan Harsiarnas ke 88 berada dalam lintasan waktu menuju diberlakukannya migrasi teknologi modulasi siaran terrestrial. UU no 11 tahun 2020 tentang cipta kerja memberikan tengat waktu 2 November 2022 sebagai batas akhir digunakannya modulasi siaran analog.
Artinya, dalam waktu 580 hari dari tanggal 1 April 2021, siaran analog akan dihentikan total, berganti siaran dengan teknologi modulasi digital.
Dengan migrasi modulasi penyiran ini akan didapat efisiensi penggunaan frekuensi penyiaran, sehingga memungkinkan optimalisasi frekuensi untuk telekomunikasi melalui pemanfaatan digital deviden.
Perintah regulasimelaksanakan siaran digital memang menghadirkan berbagai peluang. Namun yang patut menjadi perhatian masih banyak masyarakat, bahkan insan peniaran yang tidak paham agenda digitalisasi.
”Masih banyak orang menganggap bahwa penyiaran digital dama dengan penyiaran streaming dengan internet. Padahal siaran digital terrestrial dengan siaran streaming internet adalah dua hal yang berbeda meskipun saling terkait”, jelasnya.
Pada bagian lain keterangannya ditambahkn, pelibatan peserta dalam setiap kegiatan dilakukan dengan system hybrid. Yaitu melibatkan peserta baik secara offline atau tatap muka maupun online.
KPI juga memanfatkan berbagai kanal media social untuk meningkatkan jangkauan dan keikutsertaan masyarakat dalam memperingati Harsiarnas ke 88.
Selain itu, seluruh kegiatan Harsiarnas ini juga diliput dan disebarluaskan oleh lembaga penyiaran baik melalui liputan pemberitaan naupun siaran langsung melalji televise dan radio.
“Karena substansi peringatan Harsiarnas ini adalah momentum peringatan dan refleksi seluruh insan penyiaran, bukan KPI semata”, tegas Hardly Stefano Pariela.
Bagus Adji