KLATEN, (SUARABARU.ID) – Aksi pentahelix relawan Sekolah Sungai Klaten, TNI/Polri, Pemkab, ormas, dunia usaha dan masyarakat mendapat pujian dari Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Gerakan relawan Klaten dalam menjaga sungai perlu dijadikan contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Pujian itu dilontarkan Doni Monardo pada Webinar Gerakan Moral ‘’Memuliakan Air’’ dalam memperingati Hari Air Sedunia dan Hari Bumi 2021 di SMPN 1 Jogonalan, Klaten, Senin (29/3). Doni Monardo hadir secara daring untuk memberikan arahan dan membuka acara.
‘’Saya sangat mengapresiasi gerakan Sekolah Sungai Klaten yang bisa menginspirasi dan menjadi contoh bagi daerah lain. Relawan bersama elemen terkait dan pemerintah terus berupaya mewujudkan sungai yang bersih dan sehat,’’ kata Doni Monardo.
Kepala BNPB menaruh perhatian besar pada gerakan peduli air. Karenanya, dia berharap agar masyarakat semakin menyadari pentingnya air bagi kehidupan. Menurutnya, ada satu provinsi yang lebih dari 40 persen sumber airnya rusak, jangan sampai terjadi seperti itu di Jawa Tengah.
Sering terjadi di musim kemarau, masyarakat kesulitan mendapatkan air, namun di musim hujan tak bisa mengatasi banjir. Pengalamannya saat menjadi Pangdam Siliwangi dalam mengatasi Sungai Citarum menjadi contoh, karena saat itu Ditarum merupakan sungai terkotor di dunia.
‘’Kalau semua daerah punya semangat gerakan pentahelix untuk merawat sungai seperti di Klaten, saya yakin masalah sungai kritis di Indonesia bisa teratasi tanpa pemerintah pusat harus turun tangan,’’ tegas dia.
Dia mengungkapkan, bila setiap orang harus mengeluarkan Rp 1000 untuk membeli air dalam sehari, maka bila ada 30 persen dari 150 juta penduduk Pulau Jawa yang membeli air, nilainya mencapai Rp 50 miliar. ‘’Dalam setahun, Rp 18,2 triliun dihabiskan untuk memberli air. Coba bandingkan dengan APBD Jawa Tengah,’’ ujarnya.
Gubernur Ganjar yang hadir langsung di lokasi mengucapkan terima kasih pada gerakan Sekolah Sungai Klaten bersama TNI/Polri dan masyarakat yang menginspirasi daerah lain. Bila ada yang mengadu soal sungai, dia suruh belajar merawat sungai ke Klaten.
Dia menyinggung soal Sungai Bengawan Solo yang lagunya ‘legend’, namun kondisinya sekarang sudah menampakkan ciri-ciri remek (rusak). Banyak yang membuang limbah di sungai. Bahkan, Ganjar pernah menemukan 3 bangkai babi dalam sehari. Belum limbah ciu, industri batik, ternak, hingga pabrik-pabrik besar dan lainnya.
‘’Kalau pabrik-pabrik itu mencemari sungai, kami kasih waktu setahun untuk perbaiki IPALnya, kalau gak sanggup pemerintah akan turun tangan. Saya selalu memantau kegiatan relawan Klaten yang tak pernah berhenti, media sosial. Selalu ada aksi bersih sampah, tanam pohon, perbaikan tanggul dan lainnya,’’ ujar dia.
Dalam webinar yang juga dihadiri peserta dari Belanda, Perancis dan Thailand itu, dia ingin gerakan itu menular ke daerah lain. Dalam acara itu, Gubernur meresmikan Yayasan Sungai Lestari Indonesia (Yusri), meluncurkan Lomba Vlog Pelajar Nasional tingkat SMP, SMA dan SMK memperebutkan Piala Gubernur Jawa Tengah dan meresmikan kerajinan batik ecoprint SMPN 1 Jogonalan.
Acara dihadiri Bupati Klaten Sri Mulyani, Wakil Bupati Yoga Hardaya, Forkompimda Klaten, sejumlah pejabat dan perwakilan komunitas peduli sungai. Bupati Sri Mulyani mengaku bangga dengan gerakan relawan Klaten yang selalu peduli pada sungai-sungai di Klaten. Dia berharap gerakan itu bisa mewujudkan sungai Klaten yang bersih.
Kegiatan diisi dengan Deklarasi Gerakan Moral Air untuk Memulaikan Air oleh Prof Suratman. Gerakan itu mengajak masyarakat melestarikan sumber air, berhenti mendzalimi air dan menjaga kelangsungan sumber air bagi masa depan.
Acara webinar yang dipandu Yulinda Erma Suryani dari Unwidha Klaten itu menampilkan 4 pembicara, Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan Ir Lilik Retno Cahyadiningsih, Deputi Bidang Pencehahan BNPB Ir Lilik Kurniawan ST MSc, Kepala SMPN 1 Jogonalan Klaten Dra Endah Sulistyowati MSi, Ratih P. Anggraeni dari Danone Indonesia dan Prof Suratman dari KLMB UGM.
Mesh