WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Capaian pembangunan di Wonosobo tahun 2020 tidak dapat terlepas dari dampak bencana non alam Covid-19, secara nasional Covid19 berdampak pada hasil capaian pembangunan yang dapat terlihat dari indikator kinerja makro berikut ini.
Secara makro ekonomi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Wonosobo berdasarkan harga konstan (ADHK) pada tahun 2019 sebesar Rp 13,79 triliun menurun menjadi Rp 13,56 triliun di tahun 2020.
Sedangkan berdasarkan harga berlaku (ADHB) pada tahun 2019 sebesar Rp 18,85 triliun sedikit meningkat menjadi Rp 18,86 triliun pada tahun 2020.
“Perekonomian di Wonosobo dan sebagian wilayah Jawa Tengah bahkan secara nasional pada umumnya mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat membacakan LKPJ Bupati tahun 2020.
Menurutnya, sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan penyumbang PDRB tertinggi di Wonosobo dengan nilai Rp 5,85 triliun pada tahun 2020 atau tumbuh 6,77 persen, disusul sektor industri pengolahan dengan nilai Rp 3,4 triliun atau tumbuh 2,45 persen.
“Sektor pertanian masih menjadi sector unggulan peyumbang PDRB Wonosobo, dengan nilai mencapai Rp.5,58 trilyun.
Sedangkan untuk laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wonosobo menurun hingga -1,66 persen.
Tetapi angka tersebut, tambah dia, masih lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang menurun sebesar -2,07 persen atau di Jawa Tengah yang menurun hingga -3,34 persen.
“ Pandemi global Covid-19 juga berdampak buruk pada sektor lapangan kerja,” ucapnya
Tingkat pengangguran terbuka di Wonosobo sebelumnya memiliki trend yang cenderung menurun dari tahun 2017-2019 akan tetapi pada tahun 2020 tingkat pengangguran terbuka ini mengalami kenaikan dan menjadi tingkat pengangguran terbuka tertinggi yang diproyeksikan memiliki nilai sebesar 5,37 persen.
Pengangguran Terbuka
Tingkat pengangguran terbuka tersebut didominasi oleh penganggur pada tingkat pendidikan SD, tidak tamat SD dan bahkan belum pernah sekolah.
“Hal tersebut tentunya disebabkan selama masa pandemi Covid-19 banyak masyarakat utamanya pekerja lepas yang kehilangan pekerjaan,” katanya
Pada beberapa tahun terakhir, Wonosobo sudah terlepas dari predikat daerah termiskin di Jawa Tengah. Pada tahun 2019, persentase penduduk miskin di Wonosobo menurun menjadi sebesar 16,63 persen, akan tetapi pada tahun 2020 kembali meningkat menjadi 17,36 persen di tahun 2020.
Angka tersebut masih berada jauh di angka kemiskinan Provinsi Jawa Tengah yang menunjukkan angka 11,4 persen.
Persoalan kemiskinan bukan sekedar jumlah dan persentase penduduk miskin, akan tetapi juga perlu memperhatikan tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Selain harus mampu mengurangi jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus dapat menurunkan tingkat kedalaman dan keparahannya.
Indeks kedalaman kemiskinan Wonosobo dalam kurun waktu 2016-2020 mengalami penurunan dari 4,02 pada tahun 2016 menjadi 2,42 pada tahun 2020.
Muharno Zarka