blank
Batik lumbung gandum menjadi potensi lokal yang dikembangkan dalam bentuk pakaian tradisional khas Grobogan. Foto : HE.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Gedung Ir Dalmadi Center yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Purwodadi, sempat mengalami mati suri. Padahal, gedung ini merupakan pusat inovasi bagi Industri Kecil Menengah (IKM).

Kini, sebuah gebrakan dilakukan untuk menghidupkan kembali Gedung Ir Dalmadi Center. Awal tahun 2021, gedung ini mulai dioptimalkan lagi. Hal itu dikatakan Kepala Disperindag Grobogan, Pradana Setyawan.

Saat ditemui di Gedung Ir Dalmadi, pihaknya menjelaskan, gedung ini sudah berdiri sejak lama. Namun, operasionalnya belum terlalu signifikan. Hingga akhirnya pada awal Januari 2021, lewat Perbup baru dan disusul dengan launching pada bulan itu, kini Dalmadi Center pelan-pelan menjadi optimal.

blank
Kadisperindag Grobogan, Pradana Setyawan saat memberikan penjelasan terhadap ASN dari instansi lain tentang batik lumbung gandum. Foto : hana eswe.

”Awal tahun ini kami mencoba membuka dan merenovasi gedung ini. Dengan cara menjalankan sistem display produk. Gedung ini memang dijadikan tempat promosi IKM Grobogan. Kemudian, selain menjadi tempat promosi, di sini juga menjalankan fungsi edukasi atau workshop mulai dari perizinan hingga peningkatan daya saing. Terakhir, gedung ini sebagai pusat bisnis dengan membidik milenial atau kaum muda,” jelas pria yang akrab disapa Danis.

Pelan-pelan Dalmadi Center ini mulai dilirik masyarakat. Bergandengan tangan bersama Pemkab Grobogan, Dalmadi Center merengkuh perajin batik khas Grobogan mengusung tema Lumbung Gandum. Dimana, motif ini dipergunakan menjadi seragam bagi ASN pada hari Kamis setiap bulannya.

Batik Lumbung Gandum yang dipergunakan untuk jarik bagi ASN wanita dan udeng bagi ASN pria ini memang diproduksi oleh salah satu IKM asal Desa Ngabenrejo, Kecamatan Grobogan, yang merupakan binaan Disperindag Grobogan.

Danis berharap, dengan kondisi pandemi Covid-19 yang berpengaruh langsung bagi pelaku usaha, ada kebijakan pemerintah yang berpihak pada masyarakat atau pelaku IKM.

”Kami melalui produksi batik ini, ketika pemerintah mempunyai kebijakan untuk mempergunakan potensi lokal menjadi suatu seragam yang dikenakan mereka. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, mereka akan mencari pelaku usaha yang memproduksi batik itu. Diharapkan dengan adanya potensi batik ini, mereka mulai bangga dengan buatan lokal,” jelasnya.

Produk lokal yang dikembangkan IKM di Kabupaten Grobogan ada sembilan sektor. Selain batik lumbung gandum yang jadi pakaian tradisional Grobogan, ada beraneka produk lainnya yaitu, makanan olahan, tekstil batik, furniture (kayu), logam dan sebagainya.

Hana Eswe-wied.