Pelaksanaan sembahyang awal tahun Imlek 2572/2021 di Tempat Ibadah Tri Dharma ( TITD) Liong Hok Bio Kota Magelang dilakukan secara sederhana dan umat yang sembahyang dibatasi jumlahnya. Foto; Yon

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Umat Tri Dharma  di Tempat Ibadah  Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio Kota Magelang mengggelar doa awal tahun Imlek 2572, Jumat (12/2).

Pada sembahyang tersebut, selain mengucap syukur atas perjalanan selama satu tahun  terakhir, mereka juga berdoa secara khusus agar wabah covid-19 yang ada di muka bumi ini segera sirna.

Selain itu, umat juga mendoakan agar Bangsa Indonesia dijauhkan dari segala bentuk ancaman bahaya. Pelaksanaan sembahyang tersebut lain dari tahun-tahun sebelumnya. Biasanya sembahyang awal tahun dilakukan pada malam tahun baru Imlek yakni sekitar pukul 00.00 WIB, tetapi di tahun ini sembahyang tersebut dilakukan  pada pagi hari  pada pukul 10.00 WIB, Jumat ( 12/2).

Selain itu,  umat yang melakukan sembahyang di kelenteng yang dibangun 1864 itu juga dibatasi jumlahnya yakni hanya 30 orang saja dan dengan protokol kesehatan yang ketat.

“Kami membatasi jumlah umat yang akan sembahyang di TITD Liong Hok Bio hanya 30 orang saja yakni para pengurus inti dan petugas inti,” kata Ketua Yayasan Tri Dharma, Paul Chandra Wesi Aji.

Umat Tri Dharma  diberi kesempatan untuk menulis doa- doa di atas kertas berwarna kuning dari Hok Tek Cing Sin (Dewa Bumi) dan kemudian dibakar untuk  menyertakan doa-doanya agar dikabulkan sepanjang tahun yang baru. Foto: Yon

Paul Chandra mengatakan, pembatasan umat yang akan sembahyang tersebut untuk mengantisipasi adanya kerumunan di masa pandemic covid-19 yang hingga saat ini belum sirna.

Meskipun dilakukan pembatasan umat, namun pihaknya tetap mempersilahkan umat untuk bersembahyang dengan jam yang tidak diatur dari pihak kelenteng. “Namun, kami tetap membatasi setiap sembahyang masing-masing 30 orang,” katanya.

Pada sembahyang awal tahun Imlek 2572 tersebut, umat juga mendoakan agar Bangsa Indonesia segera dibebaskan dari wabah pandemi covid-19. Mereka juga berdoa agar perekonomian masyarakat di tahun ber-shio kerbau logam ini cepat pulih kembali.

Usai melakukan sembahyang yang berjalan sekitar 30 menit,
“Doa-doa yang ditulis di secarik kertas tersebut berisi doa dan harapan dari para umat di tahun baru ini,” katanya.

Selain itu, secara simbolis melakukan Pai Cia  kepada orang yang lebih tuat dan diakhir kegiatan sembahnyang tersebut, umat juga menuliskan doa dan harapannya pada secarik kertas kemudian ditempelkan di pohon doa dan

Paul Chandra menambahkan, pada 15 Februari mendatang pihaknya juga akan menggelar Sembahyang Ci Ang (Toa Pekong turun ke bumi atau pudhunan) dan empat  hari kemudian, tepatnya pada 19 Februari juga akan menggelar sembahyang King Thi Kong ( sembahyang besar kepada Tuhan Yang Maha Esa). Sedangkan, Sembahyang Cap Go Meh akan dilaksanakan 26 Februari mendatang.

“Pada sembahyang-sembahyang tersebut , kami juga membatasi umat yang akan mengikutinya. Namun, tidak mengurangi khidmat sembahyang tersebut,” tandasnya.

Pihaknya juga meniadakan perayaan Cap Go Meh  yang disertai pementasan kesenian khas etnis Tionghoa berupa Liong Samsi dan Barongsay. Selain itu,  pesta kembang api juga  ditiadakan.

Yon/wied-mul