blank

Oleh : Nurul Afifah, S.Pd. M.Pd.

Kesadaran bahwa lingkungan hidup menjadi bagian penting masa depan bangsa, maka para siswa di SD Negeri 9 Jambu, Mlonggo, Jepara sejak awal  diberikan pengetahuan tentang lingkungan. Bahkan   pengetahuan tentang pentingnya pelestarian alam dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Tujuannya agar siswa mencintai lingkungan dan bersedia untuk melestarikannya.

Dalam ikhtiar  ini, dilakukan berbagai kegiatan yang bermuara pada tumbuhnya kesadaran siswa. Ini  untuk memastikan SD Negeri  9 Jambu terus bertransformasi menjadi institusi pendidikan yang memiliki komitmen kuat dalam mendukung pembangunan lingkungan hidup.

blank
Guru SD Negeri 9 Jambu, tenamkan cinta lingkungan pada siswa

Pengakuan atas transformasi SD Negeri 9 Jambu sebagai institusi pendidikan yang mendukung pembangunan lingkungan hidup, diberikan Pemerintah Kabupaten Jepara. Bahkan pada tahun 2018, Bupati Jepara  menetapkan SD Negeri  9 Jambu sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Kabupaten Jepara.

Pernghargaan itu  menjadi pemantik dan  motivasi yang bernilai bagi  warga sekolah untuk berbuat lebih banyak lagi demi terwujudnya lingkungan hidup yang lestari. Bentuknya nyatanya adalah  terus melakukan inovasi kegiatan yang bermuara pada tujuan tersebut.

blank
Siswa belajar mengolah sampah untuk menjadi hiasan yang memiliki nilai ekonomis

Salah satu inovasi yang telah dilakukan adalah melatih siswa membuat media tanam berbahan sekam. Media tanam buatan anak-anak itu pun kini tak hanya dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan taman dan lingkungan sekolah, namun juga dijual ke masyarakat.

Sekolah memanfaatkan potensi masyarakat sekitar sekolah. Sebab tidak jauh dari sekolah, terdapat penggilingan padi. Sekam yang peroleh dari penggilingan inilah yang kemudian diolah anak-anak menjadi media tanam.

Kemampuan membuat media tanam dari sekam semakin melengkapi keterampilan peserta didik dalam pengelolaan sampah. Telah lama siswa SD N 9 Jambu belajar melakukan pemilahan sampah. Memang untuk mendukung upaya membangun budaya bersih, sekolah ini telah  memilah sampah yang ada ini. Salah satu lahan terbuka yang ada di belakang sekolah dimanfaatkan sebagai terminal sampah. Di terminal inilah sampah organik dikumpulkan untuk kemudian dibuat sebagai pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik dijadikan sebagai bahan ajar daur ulang.

blank
Lingkungan yang indah dan asri di SD N 9 Jambu

Peserta didik dilatih membuat berbagai produk bernilai ekonomi, seperti tas berbahan plastik, vas, wadah tisu, berbagai kerajinan berbahan kertas, hingga mainan anak-anak semacam mobil-mobilan. Bahkan pada tahun 2019, siswa SDN 9 Jambu M. Ilham Ramdani, menjadi juara 2 cabang lomba Kriya Anyam dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi Jawa Tengah. Taman di sudut sekolah pun berhias meja dan kursi yang terbuat dari kaleng serta ban-ban bekas.

Sementara sampah anorganik yang tak lagi bisa didaur ulang, bisa jual ke bank sampah. Uangnya dikembalikan kepada siswa dalam bentuk alat tulis. Masing-masing siswa memperoleh jumlah berbeda tergantung data akumulasi sampah yang ditabung siswa, dan tercatat dalam kartu tabungan sampah masing-masing. Tugas menabung sampah ini merupakan upaya mengurangi timbunan sampah anorganik produksi masyarakat sekitar SDN 9 Jambu.

Di antara tabungan sampah tersebut merupakan botol plastik bekas kemasan air mineral. Setelah dicat warna-warni, botol-botol ini dijadikan sebagai pot untuk menanam berbagai bunga dan sayur di taman gantung yang mempercantik lingkungan sekolah.

Pemanfaatan limbah untuk pot dan media tanam itu juga dimaksudkan untuk menanam sebanyak mungkin tanaman di lingkungan sekolah. Dengan demikian sekolah berpartisipasi dalam produksi oksigen sebanyak-banyaknya.

Karenanya, lingkungan sekolah juga dihijaukan dengan berbagai tanaman bunga, buah, tanaman perindang, hingga tanaman buah dalam pot. Kebun belakang sekolah juga dimanfaatkan untuk apotek hidup dan kebun sayur.

Hal ini bisa dilakukan karena  warga sekolah peduli terhadap upaya pelestarian lingkungan. Seluruh warga sekolah bahkan masyarakat, harus terus dimotivasi. Dengan demikian, mereka bisa sukarela menyumbang bibit tanaman dan sayuran untuk kebutuhan pengijauan sekolah. Warga sekolah juga memiliki budaya merawat yang kuat.

Di sisi lain, media tanam dan kompos buatan siswa, bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar sekolah untuk penghijauan di sekitar rumah masing-masing. Selain dengan masyarakat, sekolah juga bisa bermitra dengan kebun bibit, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Lingkungan Hidup, serta sejumlah lembaga lain. Juga dukungan dari Disdikpora melalui Koordinator Satkordik Kecamatan Mlonggo.

Sedangkan upaya untuk membangun budaya cinta lingkungan kepada masyarakat, dilakukan melalui diseminasi kegiatan sekolah di masyarakat hingga kegiatan sosial lingkungan seperti bersih-bersih lingkungan. Sekolah bisa menunjuk siswa tertentu sebagai duta program sejenis.

Dengan branding “SD Negeri  9 Jambu BISA: Bersih; Indah, Sehat, Agamis,” diharapkan dapat menjadi pemacu spirit   menjadikan sekolah ini sebagai Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah. Tujuannya  siswa dan warga SD Negeri 9 Jambu memiliki semangat untuk menjadi pelestari lingkungan di  negeri ini.

Penulis adalah Kepala SD Negeri 9 Jambu,