blank
Ketua DPD Partai Gerindra Jateng Abdul Wachid saat menyalurkan bantuan logistik untuk korban banjir di Kudus. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Kebijakan Gubernur Ganjar Pranowo, Jateng 2 Hari Di Rumah Saja dinilai menyulitkan masyarakat kecil. Terutama di wilayah yang terkena banjir, kebijakan tersebut semakin membuat masalah dalam penanganan korban bencana.

Selain itu, kebijakan tersebut juga cenderung merugikan pelaku usaha sektor informal terlebih yang beraktivitas di pasar tradisional. Juga memicu terjadinya lonjakan harga bahan pokok yang kian memberatkan masyarakat, terlebih saat pandemi Covid-19.

Anggota DPR RI asal Dapil Jateng 2 (Jepara, Kudus dan Demak) Abdul Wachid mengatakan pihaknya banyak menerima aduan dari masyarakat seiring kebijakan Jateng Di Rumah Saja yang berlaku Sabtu – Minggu (6-7/2). Kebijakan itu dinilainya tidak efektif dan justru malah cenderung memunculkan masalah baru.

Wakil rakyat asal Gerindra ini mencontohkan adanya “kepanikan” masyarakat sehari jelang pemberlakuan kebijakan itu. Masyarakat memborong kebutuhan pokok untuk stok minimal selama dua hari.

Kondisi ini diperparah dengan hujan yang terus menerus mengguyur dan mengakibatkan sejumlah wilayah di Jateng terendam banjir. Disinyalir situasi itu dimanfaatkan pihak-pihak tertentu sehingga memicu terjadinya lonjakan harga.

Dan pada Sabtu – Minggu atau saat berlakunya kebijakan Gubernur Jateng itu, pasar tradisional terpantau sepi. Hal ini tentu saja merugikan para pelaku usaha sektor informal yang beraktivitas di berbagai pasar tradisional itu.

“Masyarakat justru terbebani dengan kebijakan Dua Hari Di Rumah Saja. Ini jelas kebijakan yang tidak efektif,” kata wakil rakyat asal Jepara, Jateng ini, Senin (8/2).

Tak hanya itu, menurut Abdul Wachid kebijakan Gubernur Jateng ini juga berdampak pada penanganan korban bencana. Ia mencontohkan seperti kegiatan peduli korban bencana yang dilakukan oleh DPD Gerindra Jateng maupun jajaran DPC di sejumlah kabupaten/kota. Semisal dapur umum yang didirikan Gerindra untuk membantu korban banjir di Kudus, Jepara, Semarang dan lainnya.

Dapur umum yang didirikan Gerindra kesulitan memperoleh bahan baku makanan karena selama dua hari pasar tradisional sepi aktivitas jual beli. Dan jika kebutuhan pokok itu ada harganya juga melonjak.

“Contoh paling gampang tempe yang biasanya Rp 2 ribu – Rp 3 ribu, kini jadi Rp 6 ribu. Termasuk telur dan kebutuhan lainnya juga ikutan naik,” jelas Ketua DPD Gerindra Jateng ini.

Abdul Wachid meminta kebijakan Dua Hari Di Rumah ala Gubernur Jateng ini dievaluasi. Menurutnya masih ada banyak cara yang elegan dan sekaligus efektif untuk menekan penyebaran Covid-19.

“Jangan sampai kebijakan yang diambil malah justru memicu masalah baru yang merugikan masyarakat,” paparnya.

Tm-Ab