blank
Selama pandemi, pengunjung Candi Borobudur tidak bisa naik ke bangunan candi. Mereka hanya diperkenankan hanya sampai di pelataran candi.  Foto: Yon

MAGELANG (SUARABARU.ID) –  PT Taman Wisata Candi  Borobudur selaku pengelola  objek wisata Candi Borobudur, selama  delapan bulan terakhir mengalami kerugian sekitar Rp 2,5 miliar. Kerugian tersebut akibat para pengunjung tidak diperbolehkan  naik ke  bangunan Candi Borobudur.

“Selama 8 bulan terakhir ada sekitar 50 ribu pengunjung Candi Borobudur yang terpaksa mengurungkan niatnya berkunjung, karena wisatawan dibatasi tidak boleh naik ke bangunan candi,” kata General Manager  PT Taman Wisata Candi Borobudur, I Gusti Putu Ngurah Sedana, Senin ( 8/2).

blank
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur, I Gusti Putu Ngurah Sedana. Foto : Yon

Putu mengatakan, pihaknya membatasi para pengunjung  hingga  halaman candi menyusul adanya keputusan dari Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang berlaku sejak Juni 2020 lalu.

Pembatasan kunjungan wisatawan tersebut dilakukan di masa pandemi covid-19 ini, karena lorong-lorong  yang ada di candi peninggalan Dinasti Syailendra tersebut  kecil, dan  sulit  menerapkan protokol  kesehatan khususnya jaga jarak  antarpengunjung.

Menurutnya, pengunjung yang “putar balik” tersebut sebenarnya sudah berada di kawasan candi. Dan, ketika hendak membeli tiket tanda masuk diberitahu oleh petugas, bahwa kunjungan hanya bisa sampai di pelataran candi saja dan tidak bisa naik ke candi.

“Sebelum adanya pandemi, para pengunjung bisa naik ke candi dan berswa foto dengan latar belakang stupa. Namun, karena tidak bisa naik (ke candi, red) banyak dari mereka  yang putar balik atau  memilih pulang,” ujarnya.

Ia menambahkan, selama masa pandemi ini  target kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur sebanyak 4.000 per harinya. Namun, dari target tersebut tidak pernah tercapai.

Putu menjelaskan, di masa pandemi seperti saat ini jumlah pengunjung hanya berkitar di angka 600 an orang per harinya. Bahkan, pernah angka kunjungan tersebut hanya menembus  di angka 175 orang dalam satu harinya.

Untuk memperbanyak angka kunjungan tersebut, pihaknya  terus berupaya dengan menghubungi biro-biro perjalanan dan menyosialisasikan melalui media sosial,   bahwa berkunjung ke Candi Borobudur aman.

“Kami setiap saat melakukan penyemprotan menggunakan disinfektan ke seluruh fasilitas yang ada, dan protokol kesehatan tetap dijalankan,” ujarnya.

Ia menambahkan, setelah libur dua hari Sabtu-Minggu ( 6-7/2) terkait program “ Jateng Di Rumah Saja”, pada Senin ( 8/2) angka kunjungan wisatawan hingga pukul 11.30 WIB mencapai 166 orang. Sedangkan yang putar balik sebanyak 26 orang.

Ke-26 pengunjung yang tidak jadi masuk ke areal Taman Wisata Candi Borobudur tersebut terdiri atas lima orang asal Bandung, Jawa Barat,  lima orang dari Jogjakarta. Masing-masing enam orang dari Ambarawa dan Semarang sertaempat orang asal Klaten.

Yon-wied