blank
Salah satu gang di Perumahan Genuk Indah yang tergenang banjir. Foto: am

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Perumahan Genuk Indah dan sekitarnya di kawasan Kelurahan Gebangsari, Kecamatan Genuk, berubah mirip danau dengan rumah-rumah apung di atasnya.

Hujan yang dalam dua hari ini nyaris tak berhenti, mendatangkan banjir besar. Jalan Padi Raya, pintu utama keluar-masuk perumahan menjadi seperti sungai besar. Jalan-jalan penghubung di seputar perumahan, gang-gang, dan rumah-rumah penduduk tergenang.

”Sangat memprihatinkan. Rumah saya sudah sejak kemarin tergenang,” tutur Lukas Budi, warga Genuk Indah yang tinggal di Blok F.

BACA JUGA : Pasar Tradisional Boleh Tetap Buka Selama ‘Jateng di Rumah Saja’

blank
Banjir di kawasan Genuk ini salah satu penyebabnya, karena tidak berfungsinya pompa air di Kali Tenggang. Foto: am

Jalan-jalan alternatif di daerah Gebangsari, Gebanganom, Ngablak, dan Bangetayu Kulon, juga sempat tersendat parah pada Jumat (5/2/2021) kemarin.

Jalan Raya Kaligawe yang menghubungkan Semarang-Demak dan merupakan jalur utama Jakarta-Surabaya, sejak kemarin juga tergenang dan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Beberapa titik di ruas jalan itu diterjang banjir. Paling parah di bawah jembatan tol, di lintasan jalan lingkar Soekarno-Hatta dan Jalan Yos Sudarso.

Dan pada Sabtu (6/2/2021), mobilitas warga lumpuh. Kebetulan pula, ini merupakan hari pertama pelaksanaan imbauan Gubernur Jawa Tengah ‘Jateng di Rumah Saja’, sehingga praktis menyukseskan kebijakan pengendalian covid-19 itu, karena warga masyarakat sulit beraktivitas ke luar rumah.

BACA JUGA : Sejumlah Pasar di Jepara Pagi Ini Sepi, Swalayan Saudara Tutup

Banjir musim ini mengingatkan pada Januari 1986, Desember 1995, Januari 2006, dan 2012, 2014, dan 2016, sebagai rentetan sejarah genangan besar di Genuk Indah. Termasuk melumpuhkan lalu lintas di Jalan Raya Kaligawe.

Dalam tiga tahun terakhir, banjir dan rob relatif terkendali, karena fungsi pompa air di sejumlah muara sungai bisa dimaksimalkan.

Anggota DPRD Kota Semarang, Supriyadi mengatakan, dia sudah mengecek ke kota bawah, dan melihat salah satu pemicu banjir besar tahun ini adalah, pompa air yang tidak berfungsi optimal.

BACA JUGA : Terbentuk Forum Wartawan Lokal Jateng, PWI Akan Awasi Terkait Kode Etik Jurnalistik

”Di Kali Tenggang, ada pompa-pompa air yang rusak dan hanya satu yang maksimal. Saya sudah berkoordinasi dengan kawan-kawan Dinas PSDA,” tuturnya.

Supriyadi yakin, andai pompa-pompa di sejumlah titik itu bisa dimaksimalkan, maka banjir di kawasan Genuk, Tlogosari, dan Gayamsari bisa lebih dikendalikan.

Ditambahkan dia, tahun ini, terutama pada pekan pertama Februari, curah hujan memang sangat tinggi, dan fungsi drainase yang tidak maksimal.

AM-Riyan