blank
Pembeli berjubel di Pasar Baru Kudus sehari jelang pemberlakuan Jateng di Rumah Saja. Foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Rencana penutupan pasar tradisional yang diterapkan Pemkab Kudus atas kebijakan Jateng di Rumah Saja pada 6-7 Februari menuai reaksi masyarakat.

Sehari sebelum dilakukan penutupan, warga menyerbu pasar tradisional untuk memenuhi stok kebutuhan pokok selama dua hari.

Pantauan di Pasar Baru dan Pasar Rakyat Wergu Wetan, Jumat (5/2), keramaian pengunjung yang datang bertambah dua kali lipat dari hari biasanya. Sejumlah kios sayur dan kebutuhan pokok nampak dijubeli pengunjung.

“Ya kabarnya pasar mau tutup dua hari. Jadi saya sengaja membeli stok kebutuhan dapur untuk dua hari,” kata Muslimah, salah seorang pembeli.

Akibat serbuan pembeli, sejumlah pedagang bahkan kehabisan barang dagangan sejak pagi. Hal ini karena banyaknya pembeli yang memborong barang kebutuhan pokok.

“Sayuran dan daging banyak yang sudah habis dari pagi,” ucap Indah, pedagang sayur.

Harga melonjak

Banyaknya pembeli yang menyerbu pasar tradisional juga membuat harga sejumlah barang kebutuhan pokok melonjak. Beberapa komoditas seperti cabe rawit harganya langsung melejit menembus Rp 100 ribu per kilogramnya.

Kenaikan harga cabe rawit ini memang sudah terjadi beberapa hari. Namun, kenaikan tertinggi terjadi sehari menjelang diberlakukannya Jateng di Rumah Saja.

“Sebelumnya sudah sampai di kisaran Rp 80 ribu per kilogramnya. Tapi hari ini harga kembali melonjak,” tambah Indah.

Kenaikan harga kebutuhan pokok lain diantaranya terjadi pada komoditas telur. Setelah sempat anjlok, harga telur kembali naik menjadi Rp 23 ribu per kilogram.

Begitu juga harga bawang putih juga mencapai Rp 26 ribu per kilogram.

Tm-Ab