blank
Pengambilan sampel air banjir yang diduga tercemar limbah PT Pura. Foto:Ist/Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – PT Pura Group membantah limbahnya telah mencemari air banjir  di wilayah Dukuh Tanggulangin, Desa Jatiwetan, Kecamatan Jati. Perusahaan kertas terbesar di Asia Tenggara tersebut menyatakan pengelolaan limbahnya sudah sesuai prosedur.

Klarifikasi PT Pura tersebut disampaikan menyusul viralnya sejumlah video dan foto genangan air banjir yang berwarna hitam di kawasan Tanggulangin. Warga menyebut air banjir tersebut telah tercemar dengan limbah pabrik milik PT Pura.

Agung Subani selaku GM HR-GA PT Pura group yang didampingi humas Noor Faiez, Kamis (4/2) mengatakan pihaknya langsung melakukan penelurusan menyusul adanya keluhan warga tersebut.

Dan hasilnya, tidak ada pipa limbah PT Pura yang mengalir ke selokan yang mengarah ke lingkungan Tanggulangin.

“Sudah dicek berbagai dinas terkait dan sudah diklarifikasi. Tidak ada limbah PT Pura yang mengalir ke selokan warga,” kata Faiez.

Faiez menambahkan pengecekan sudah dilakukan dan di sekitar pabrik tidak ditemukan kondisi tersebut. Kalau kondisi air tersebut tercemar limbah pabrik benar, maka di sekitar lingkungan pabrik justru kondisinya harus lebih parah.

“Sampai saat ini aliran limbah di Pura melalui pipa yang outletnya berada di sungai Wulan. Jadi tidak ada aliran yang melalui selokan warga atau ke bantaran sungai warga,”tandasnya.

Namun demikian, kata Faiez, pihaknya tetap akan melakukan penelusuran lebih lanjut untuk mencari potensi-potensi kerawanan bersama instansi terkait.

Sementara, dari pihak warga tetap menengarai kalau genangan air di Tanggulangin telah tercemari limbah PT Pura. Selain airnya berwarna hitam, genangan banjir di wilayah tersebut juga berbau tidak sedap.

Sebab, saat awal air banjir menggenang di wilayah Tanggulangin, kondisi air masih berwarna jernih dan tidak berbau.

“Dugaan warga, jelas diakibatkan limbah PT Pura,” kata Ridho, warga Tanggulangin.

Menurutnya, berubahnya genangan air banjir di lokasi Tanggulangin terjadi sejak Minggu (31/1) silam. Sejak saat itu, air sudah mulai menghitam dan berbau menyengat.

“Tapi dalam beberapa hari terakhir, air mulai menghitam dan berbau menyengat. Bahkan, bau air tersebut tercium dalam radius beberapa ratus meter,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kata Ridho, warga berharap PT Pura dan Pemkab Kudus segera menindaklanjuti kondisi tersebut. Sebab, selain sudah menderita akibat genangan banjir, warga juga tersiksa dengan kondisi air yang tercemar limbah.

Tm-Ab