KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bupati Kebumen Lilis Nuryani dan Wakil Bupati Zaeni Miftah Selasa (11/3) kompak memantau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Lilis dan Zaeni mengunjungi dapur sehat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Jalan Mayjen Soetoyo. SPPG sebagai unit yang memproduksi dan mendistribusikan MBG ke sejumlah sekolah di Kabupaten Kebumen.
Bupati juga didampingi Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kebumen Endi Sulistiyo, Sekda Edi Rianto dan sejumlah Pimpinan OPD. Para pejabat itu meninjau SPPG yang dikelola Yayasan Saka Tunggal, di Jalan Mayjen Soetoyo, Kebumen.
Lilis dan rombongan melihat langsung proses makanan bergizi itu dibuat, baik dari segi kualitas bahan, peralatan atau tempat masak, serta kebersihan.

Bahkan Bupati juga mengecek pendistribusian MBG di sekolah. Ada tiga sekolah dalam kota yang dikunjungi, masing-masing SDN 1 Kebumen, SMPN 1 Kebumen dan SMAN 1 Kebumen.
“Alhamdulillah berjalan lancar, pertama kita lihat SPPG-nya dapurnya, tadi cukup bersih, makanannya fresh, buahnya masih segar, peralatannya juga sudah memadai, dikerjakan secara profesional,”ujar Lilis.
Bupati mengaku sempat bertanya kepada anak-anak sekolah bagaimana masakannya selama menerima MBG. Anak-anak itu merasakan menunya enak dan habis terus.”Ya Alhamdulillah sampai saat ini proses pelaksanaannya berjalan lancar,”tambahnya.
Menurut Bupati, tidak seperti biasanya, selama bulan Ramadan untuk pelaksanaan MBG diberikan makanan kering untuk dibawa pulang. Makanan kering itu seperti roti, biskuit, wafer coklat, susu, telur rebus, serta buah-buahan.
“Jadi berhubung bulan Puasa, itu makanan yang dibawa jenisnya makanan kering, untuk dibawa pulang, sehingga sampai rumah tidak basi,”ujarnya.
Wakil Bupati (Wabup) Zaeni Miftah menambahkan, siswa dan guru diminta untuk tidak ragu menyampaikan keluhan MBG kepada pemerintah daerah, jika menjumpai makanan yang basi, atau tidak memenuhi standar gizi yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Karena hal itu bisa menjadi bahan evaluasi.
“Saya minta kepada siswa atau guru untuk tidak ragu dan tidak takut menyampaikan kepada kami bila ada temuan makanan yang basi, atau kurang matang, dan sebagainya. Sampaikan saja, karena ini bisa jadi bahan evaluasi agar pelaksanaan MBG semakin baik,”tutur Zaeni.
Sedangkan Kajari Endi Sulistiyo menyatakan, pihaknya siap mengawal pelaksanaan MBG dengan memberikan pengawasan. Harapannya, tidak ada takaran gizi yang dikurangi dan program ini bisa terlaksana dengan baik sesuai standar yang ditetapkan oleh BGN.
“Pada prinsipnya kita siap mengawal dan mendukung program ini agar berjalan sukses tidak ada penyelewengan atau penyalahgunaan,”tegas Kajari.
Program MBG di Kebumen sudah berjalan sejak Februari 2025. Namun baru ada tiga dapur sehat, yakni di Kebumen, Gombong dan Klirong. Setiap dapur mampu memproduksi 3.000 porsi makanan. Kebumen masih membutuhkan 20-26 dapur sehat untuk memenuhi semua sekolah.
Komper Wardopo