SLEMAN (SUARABARU.ID)– Pemerintah Kabupaten Sleman memperbolehkan pengungsi dampak erupsi Gunung Merapi untuk kembali ke kediamannya masing-masing.
Pemulangan 187 warga Dusun Kalitengah Lor yang berada di pengungsian Glagaharjo disaksikan Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Harda Kiswaya, Selasa (26/1).
Dalam sambutannya, Harda Kiswaya menyampaikan, pemulangan warga di pengungsian Glagaharjo tersebut berdasarkan adanya perubahan arah bahaya ancaman erupsi Merapi yaitu ke selatan – barat daya.
“Warga Kalitengah Lor ini diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing karena alhamdulillah (erupsi) tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Harda menjelaskan, meskipun telah diperbolehkan kembali pulang, namun warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan dikarenakan status Gunung Merapi masih pada level III (Siaga).
“Untuk status tetap siaga. Tidak dicabut statusnya. Hanya saja di Kalitengah Lor ini ancaman bahaya Merapi hanya radius 3 kilometer. Jadi masih di luar jangkauan bahaya Merapi. Sehingga masyarakat boleh pulang. Namun dihimbau tetap waspada dan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk menghindari adanya penyebaran Covid-19,” ujar Harda.
Sementara terkait dengan perubahan arah ancaman bahaya Merapi, Harda menyebut pihaknya telah mempersiapkan antisipasi adanya ancaman bahawa Gunung Merapi.
Agntisipasi tersebut yaitu salah satunya dengan mempersiapkan sejumlah posko pengungsian.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Joko Supriyanto menyebut, saat ini sejumlah kalurahan telah siap dengan posko pengungsian untuk wilayah Barat Daya.
Kesiapan tersebut juga disertai dengan penerapan protokol kesehatan.
“Intinya kita sudah siap. Beberapa kalurahan juga sudah siap dengan poskonya dan tentunya dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan seperti dilakukan penyekatan dalam posko,” jelasnya, seperti dilansir suarabaru.id grup Siberindo.co.
Setiap posko, lanjut Joko, hanya dapat menampung kurang lebih 100 orang dikarenakan penerapan protokol kesehatan
Claudia