Hebohnya Berkelana ke istana Versailles
Oleh : Dian Maryono
SEJAK dulu saya hobi baca sejarah. Saya senang melihat foto-foto orang Indonesia dulu berjarik kemana-mana dan orang Eropa dulu mengenakan rok lebar dan memakai wig. Cerita tentang Marie Antoinette juga saya ikuti. Mulai dari hobinya menghamburkan uang dengan mengadakan pesta megah tiap malam. Istananya yang terkenal adalah Versailles dan inilah obyek pertama dalam list must to visit ketika saya dan suami melakukan trip ke Eropa 3 tahun lalu.
Menuju ke Versailles kami berangkat pagi-pagi karena letaknya di pinggiran dan berjarak sekitar 17 km dari kota Paris tempat kami bermalam. Untuk menuju kesana, bisa menggunakan tur atau perjalanan mandiri seperti kami yang bermodalkan peta. Waktu itu saya menggunakan metro atau kereta bawah tanah menggunakan jalur line RER Cap yang berwarna kuning. Banyak stasiun yang kami lewati sepanjang perjalanan kesana namun karena stasiun pemberhentian terakhir jalur ini adalah Versailles jadi tidak khawatir kesasar.
Sesampai di stasiun tersebut, sudah banyak wisatawan yang berbondong-bondong menuju Cheatue de Versailles. Karena merasa masih banyak waktu maka kami tidak langsung menuju istana namun menyempatkan diri untuk berjalan santai menikmati bunga-bunga yang bermekaran sepanjang jalan dan juga ngopi dulu di salah satu kafe yang bertebaran di sepanjang jalan. Kota ini sendiri sepanjang mata memandang sangat indah. Selain karena bersih juga karena banyak bangunan tua yang bisa dijadikan spot foto. Tidak seperti Paris yang banyak pengemis dan pemalak, di kota ini hampir saya tidak menemukan orang-orang yang memaksa membeli sesuatu. Jalanan relatif lengang sehingga kami bisa berlama-lama mengambil foto disini walaupun cuaca cukup dingin karena baru mulai memasuki musim semi.
Setelah puas bersantai, kami pun mulai menuju ke istana dan wow..ternyata antrian untuk membeli tiket masuk sangat panjang. Andai kami tahu sebelumnya maka bisa jadi kami akan bergegas kesana. Setelah berhasil menahan kesabaran dan membeli tiket masuk seharga 20 euro, kami masih harus mengantri lagi untuk masuk kedalam karena setiap bawaan akan diperiksa. Makanan dan peralatan elektronik kecuali kamera tidak diperkenankan masuk dan harus dititipkan di loker yang sudah disediakan.
Karena area istana ini sangat luas, maka setiap wisatawan diberikan panduan berupa peta obyek yang akan ditempuh. Ada 3 bagian yang bisa diambil yaitu Palace, Palace of Trianon dan Marie Antoinette’s garden. Waktu itu kami sepakat untuk mengunjungi palace terlebih dahulu, melihat lampu-lampu kristal yang indah sepanjang selasar, melihat tempat tidur mewah, ornamen kerajaan, foto-foto para bangsawan termasuk silsilah kerajaan yang cukup membuat bingung harus melihat yang mana dulu karena setiap bagian sangat indah dan menakjubkan.
Konon dahulu chateu ini hanyalah tempat peristirahatan bagi raja Louise XIII sebagai tempat peristirahatan didesa. Namun kemudian diperluas dan dibuat menjadi istana yang megah oleh raja-raja setelahnya. Tempat ini juga sempat menjadi pusat pemerintahan dan simbol kemewahan kerajaan Perancis sebelum terjadinya revolusi. Salah satu yang menarik perhatian saya adalah Louis XIV room yang sangat indah dan didominasi dengan warna merah tua. Raja inilah yang membuat bangunan ini mulai dari tahun 1661 sampai menjelang kematiannya tahun 1715. Buat saya pribadi, walaupun indah, ruangan ini agak mistis dan sempat membuat aroma bulu kuduk berdiri. Namun tak banyak foto yang saya ambil disini karena banyaknya turis dari penjuru dunia sehingga tidak leluasa.
Setelah revolusi Perancis meletus, istana ini tidak lagi digunakan sebagai pusat pemerintahan namun hanya digunakan sebagai museum. Saat ini bangunan yang kamarnya berjumlah lebih dari 2000 tersebut juga merupakan situs warisan budaya dunia yang dilindungi UNESCO selama lebih dari 30 tahun. Bagi negara Perancis sendiri, istana ini adalah lambang kekuasaan feodal yang pernah ada namun juga sebagai perlambang kekuasaan antara bangsawan yang glamour dan rakyat yang miskin sehingga memicu pergolakan hebat.
Salah satu spot populer bagi para turis untuk diabadikan adalah Hall of Mirror yang merupakan ruangan yang megah tempat raja mengadakan jamuan pesta. Salah satu bangsawan yang terkenal karena kesenangannya akan pesta yaitu ratu uang saya sebut diatas, yaitu Marie Antoinette, istri Louise XVI. Konon, Petit Trainon dibuat dan didedikasikan oleh Louise XVI untuk istrinya ini. Ia juga melakukan segala hal termasuk menghamburkan uang negara untuk menyenangkan hati istrinya. Dan nasib hidup keduanya berakhir tragis karen harus menjalani hukuman mati oleh rakyatnya sendiri melalui pengadilan.
Perjalanan saya ke Versailles berakhir sore hari. Belum puas rasanya berjalan-jalan kesini karena belum semua spot saya datangi. Satu hal yang mengganjal pikiran saya, di istana seluas itu tidak saya temukan satu pun toilet. Ada yang mengatakan pada saat itu mandi dan kebersihan bukanlah kebiasaan yang berlaku umum di negara Eropa. Bahkan konon ada salah satu raja yang hanya mandi sekali seumur hidupnya. Sungguh tak terbayang baunya seperti apa. (Penulis : Dian Maryono, Pengiat Wisata dan Travelling)
Suarabaru.id