SEMARANG = Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Farmasi Fakultas Kedokteran (FK) Unissula melaksanakan penyuluhan dan pelatihan manfaat tanaman herbal (Daun Torbangun) pada kelompok ibu ibu Dawis di Kelurahan Sampangan. Kota Semarang pada hari minggu, 7 November 2020. Tim pengabdian masyarakat terdiri dari Hudan Taufik MSc apt, Ika Buana J MSc apt, Fadzil Latifah MSc apt, Windi Susmayanti MSc, Cintiana Nindya P MSc apt, dan Yuyun darma MSc apt.
Menurut Hudan Taufiq tanaman Torbangun dapat memberikan manfaat bagi kebutuhan pengobatan dan nutrisi manusia. Sebagian orang menyebutnya sebagai bangun bangun atau daun jintan yang bisa tumbuh sekitar 3-10 tahun. Daun torbangun memiliki tekstur licin dan tebal serta beraoma oregano atau mint.
Tanaman ini banyak sekali digunakan secara tradisional sebagai makanan dan obat berbagai macam penyakit. Selain itu, daun torbangun wajib dikonsumsi oleh ibu-ibu setelah melahirkan hingga 30 hari untuk merangsang ASI. Daun Torbangun lebih efektif daripada laktagogum, yang dapat bermanfaat meningkatkan kualitas ASI, mempercepat pemulihan pasa melahirkan dan sebagai antibodi.
Manfaat dari daun Torbangun yang sangat banyak dan baik digunakan untuk ibu ibu hamil dan bisa digunakan untuk nutrisi manusia. Daun Torbangun bisa dibudidayakan sendiri dan diolah menjadi berbagai macam makanan olahan tanpa mengurangi khasiatnya.
Sementara itu Ika Buana memaparkan cara memilih bibit yang unggul, cara tanam bibit sampai mengolah daun pasca panen dengan mudah dan dapat dilakukan oleh semua anggota ibu Dawis Kelurahan Sampangan Kota Semarang. Pasca panen, daun Torbangun dapat dimakan melalui masakan sop, lalapan atau olahan makanan yang lain yang dapat meningkatkan nilai produk. Olahan makanan yang dapat digunakan sebagai nilai jual dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha untuk anggota Dawis. Salah satunya makanan olahan yaitu cookies.
Pengolahan daun torbangun menjadi cookies, merupakan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana membantu para ibu menyusui yang bermasalah dengan ASI nya dan sebagai cemilan MPASI bayi diatas enam bulan tanpa merasakan rasa mint atau getir.
Pembuatan cookies sangat mudah dan menggunakan bahan yang sederhana tetapi memiliki nilai jual yang tinggi. Rasa cookiesnya juga dapat divariasi rasanya tanpa menganggu khasiat dari daun Torbangunnya.
Windi Susmayanti memaparkan cara pembuatan cookies yang dapat digunakan untuk ibu ibu menyusui dan MPASI anak anak balita. Pembuatan berasal dari bahan-bahan roti yang berada dipasaran dan mudah didapat. Bahan-bahan roti tersebut ditambahkan ekstrak daun torbangun yang sudah dikeringkan.
Setelah menjadi cookies yang siap dimakan, kemudian dilakukan cara pengemasan yang bagus dan meningkatkan nilai jual. Cookies yang dibuat bisa tahan sampai 3-5 bulan tanpa bahan pengawet. Hal ini sangat aman bagi ibu ibu menyusui dan anak anak balita. Satu pouch berisi 125gr atau toples mika 250 gr bisa dijual dengan harga 45-80 ribu.