blank
Gunung Merapi  mengeluarkan guguran awan panas pada Senin (18/1) pukul 05.43 WIB dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah Barat Daya atau Kali Krasak, Kabupaten Magelang. Foto: Dok, BPPKTG Jogjakarta.

MAGELANG (SUARABARU.ID)- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang telah menerima rekomendasi Badan Penyelidikan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta  terkait perubahan peta potensi daerah bahaya Merapi.

“Rekomendasi tersebut menjadi bahan bahasan kami. Kami diskusikan bersama tim. Bagaimana sebaiknya kita merespons karena tinjauannya banyak sudut yang semuanya berorentasi pada penyelamatan jiwa,” kata Pelaksana tugas ( Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy  Susanto, Senin (18/1).

blank
Pelaksana tugas ( Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy  Susanto  . foto: suarabaru.id/ Yon

Edy mengatakan, selanjutnya kajian dari tim tersebut  untuk memberikan masukan  bagi Bupati  Magelang  untuk menentukan langkah selanjutnya. Menurutnya,  rekomendasi terbaru dari BPPTKG Jogjakarta tersebut menyebutkan potensi dan zona  bahaya erupsi Merapi berubah.

“Dari sebelumnya bahaya erupsi tersebut mengarah ke Barat dan Barat  Laut,  kini berubah arah ke sektor barat daya dan selatan dari puncak Merapi,” kata Edy..

Selain itu, potensi erupsi Merapi berupa eruspi efusif yang biasa mengikuti alur sungai. Yakni, Sungai Bedog, Boyong di Kabupaten Sleman dan untuk wilayah Kabupaten Magelang di Sungai Krasak.

Menurutnya,  dalam rekomendasi BPPTKG  terbaru  hanya merekomendasikan jarak potensi bahaya Merapi  yakni  lima kilometer dan tidak menyebutkan desa-desa terdampak.

“Desa-desa  yang kemarin direkomendasikan, tidak masuk dalam jangkauan sesuai skenario yang baru. Namun tidak serta merta  ketiga desa di Kecamatan Dukun yang kemarin  masuk daerah KRB III  aman dari bahaya Merapi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, pada rekomendasi dari BPPTKG yang baru tersebut   juga menyebutkan  jarak aman lebih dari lima kilometer dari sungai yang kemungkingan dilalui  aliran awan panas maupun guguran lava. Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Magelang, sejumlah wilayah yang ada di sepanjang Sungai Krasak jaraknya  lebih dari  lima kilometer.

“Tidak bisa diambil kesimpulan begitu saja. Tidak terlalu sederhana. Semua kemungkinan yang terjadi kami fasilitasi,” ujar Edy Susanto.

Edy menambahkan, prakiraan tipe erupsi Merapi 2021 ini  terus  berubah. Berdasarkan pantauan aktivitas vulkanik oleh BPPTKG hingga 16 Januari 2021, probalibitas mengarah pada erupsi efusif sebesar 40 persen.

“Kami belajar dari kemarin  berubah-ubah terus ancamannya.  Mulai eksplosif, efusif, eksplosif, efusif lagi, sampai akhirnya eksplosif dan turun drastis,” kata Edy yang juga menjabat Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Magelang.

Ia  menambahkan,  meskipun zona bahaya erupsi  Merapi telah bergeser , tetapi hingga saat ini Pemkab Magelang masih tetap melayani sejumlah pengungsi dari tiga desa di kawasan rawan bencana ( KRB) III, yakni warga Desa Keningar, Krinjing dan Paten , Kecamatan Dukun.

Layanan bagi para pengungsi dari tiga desa tersebut yang tersebar di Kecamatan Mertoyudan, Mungkid  itu langkah untuk penyelematan jiwa manusia.

“Kita belajar dari erupsi Gunung Semeru saat ini. Semeru erupsi saat statusnya masih waspada. Dan, erupsi Semeru tersebut sebagai suatu langkah tepat bagi BPBD Kabupaten Magelang  untuk menjalankan misinya yakni  penyelamatan jiwa manusia dengan melakukan evakuasi dari daerah KRB itu,”  ujarnya.

Diperpanjang

Sementara itu, Pemkab Magelang terhitung sejak 16 Januari kemarin hingg 14 Februari mendatang, kembali memperpanjang masa tanggap darurat bencana Gunung Merapi.

Edy menjelaskan,  Pemkab Magelang memperpanjang masa tanggap darurat tersebut, karena hingga saat ini Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta belum merubah status Merapi.Yakni  level III atau siaga sejak 5 November 2020 kemarin.

“Perpanjangan tanggap daruat  Bencana Merapi ini merupakan dasar bagi  BPBD Kabupaten Magelang untuk melakukan Tindakan kedaruratan,”  katanya.

Yon-wied