blank
Yoshihide Suga/dok

TOKYO (SUARABARU.ID) – Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga ingin persiapan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2021 tetap berjalan, kendati penentangan publik yang kian meningkat saat Jepang memerangi lonjakan kasus Covid-19. Suga menyatakan pihaknya siap membangun langkah-langkah antiinfeksi yang sangat ketat dengan menyelenggarakan acara yang bisa membawa harapan dan keberanian kepada dunia.

PM berusia 72 tahun ini melontarkan pernyataan itu setelah Menteri Administrasi dan Reformasi Taro Kono menuturkan Olimpiade mungkin tidak berjalan sesuai rencana. Jajak pendapat media baru-baru ini menunjukkan hampir 80 persen warga Negeri Matahari Terbit meminta Pesta Olahraga Sejagat ini ditunda lagi atau bahkan dibatalkan.

Jepang tak terlalu terpukul oleh pandemi dibandingkan banyak negara maju lain. Namun, lonjakan kasus baru-baru ini mendorong negara itu menutup perbatasannya bagi warga negara asing. Pemerintah juga mengumumkan keadaan darurat di Tokyo dan kota-kota besar lain.

Menurut Reuters, suara dukungan terhadap Suga anjlok selepas para pengkritik menyebut penanganan pandemi oleh pemerintah terlalu lamban dan tidak konsisten. Namun, pernyataan terakhir PM Jepang itu menggemakan janji Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach bahwa Olimpiade Tokyo akan menjadi “tanda-tanda kemajuan” dalam perang pandemi global.

Panitia Olimpiade tidak hanya berhadapan masalah logistik. Ada sejumlah keputusan sulit yang harus diambil seperti soal bagaimana menyambut penonton dan atlet seraya tetap menjalankan protokol kesehatan untuk melindungi diri dari virus.

IOC mengharapkan hanya sekitar 6.000 atlet yang hadir pada upacara pembukaan. Jumlah itu turun dari angka awal sekitar 11.000 atlet dari 200 negara. Panitia juga berencana untuk mengurangi durasi opening ceremony.

rr