BLORA (SUARABARU.ID) – Sempat mengalami penurunan kasus baru cukup signifikan dibawah angka 10 dalam tiga hari terakhir, Kamis, Jumat dan Sabtu. Covid-19 di Blora, Jawa Tengah, kembali meningkat tajam dengan 108 kasus warga terpapar virus corona.
“Iya. Tiga hari kemarin menurun dibawah 10 kasus baru virus corona, Minggu kemarin meningkat lagi 108 kasus,” beber pejabat pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Blora, Henny Indriyanti, Senin (11/1/2021).
Dijelaskan Henny, berturut-turut Kamis, Jumat dan Sabtu tambahan kasus baru pada angka 5, 5 dan 2), Minggu tambah 108 kasus baru Corona Virus Disease 2019 (covid-19), sehingga selama pendemi warga Blora positif virus corona sebanyak 3.289 orang.
Juga dalam sehari kemarin (Minggu, Red), lanjut mantan Kepala Dinkes setempat, ada data masuk lima pasien meninggal dunia, dan total pasien yang terpapar virus corona mencapai 146 orang.
Adapun pasien virus corona yang sembuh tambah enam orang, kini data keluruhan warga Blora pasien covid-19 yang sembuh berdasar hasil swab-lab polymerase chain reaction (PCR) sebanyak 2.865 pasien.
Kecamatan Zona Merah
Henny menambahkan, pasien yang kini masih dirawat di rumah sakit umum (RSU) sebanyak 14 orang, dan 264 pasien lainnya menjalani isolasi mandiri baik di rumah maupun di tempat lain pilihan pasien sendiri.
Pejabat Asisten Administrasi Umum Sekda Blora itu melanjutkan, jajaran Dinkes melakukan pemeriksaan swab test terbaru terhadap 11 sasaran, dan selama pandemi covid-19 warga melakukan swab test mencapai 17.181 orang.
Ditambahkan Plt Kepala Dinkes, saat ini empat dari 16 kecamatan masih berstatus zona merah, zona resiko tinggi pesebaran covid-19, yakni Kecamatan Cepu, Kota Blora, Kedungtuban, dan Randublatung.
Terdapat Sembilan kecamatan berstatus zona orange, wilayah dengan resiko pesebaran sedang virus corona, masing-masing Kecamatan Tunjungan, Japah, Kunduran, Banjarejo, Jepon, Jiken, Sambong, Kradenan dan Jati.
Tiga kecamatan lagi, yakni Todanan, Ngawen dan Bogorejo, kata Henny, berada n di zona kuning (resiko rendah) pesebaran virus corona, beber pejabat Plt Kepala Dinkes setempat.
Aktivis pemerhati sosial di Blora, Singgih Hartono, menyebut bahwa penuruanan kasus baru itu lantaran pada empat hari terakhir program pemeriksaan swab test tidak maksimal, dan dia mencatat pada Jumat (8/1/2021) Dinkes libur melakukan swab.
Terapkan PPKM
Adapun peningkatan 108 kasus baru pada Minggu (11/1/2021), itu dari hasil swab test hari-hari sebelumnya. Contoh pemeriksaan swab test Kamis (337 sasaran) dan Jumat (174 sasaran).
“Jika Pemkab atau Dinkes konsisten dalam pelaksanaan swab test, angka positif covid-19 warga Blora tetap tinggi, dan bisa jadi akan terus bertambah,” kata mantan anggota DPRD Kabupaten Blora itu.
Maka Singgih Hartono mendukung penuh upaya Pemkab bersama institusi lain dalam menegakkan protokol kesehatan (prokes), dan aktif sosialisasi terkait virus corona dan sanksi bagi pelanggar prokes.
Terpisah Bupati Blora, Djoko Nugoroho, menegaskan bahwa daerahnya telah aktif menyesuaikan pemberlakukan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) atau penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) 11-25 Januari 2021 seluruh Jawa dan Bali.
“Memang Blora tidak termasuk di peta PPKM di Jateng, tapi kami ikut menyesuikan guna menekan pebesaran covid-19,” jelas mantan Dandim Rembang.
Menurut Kokok, panggilan femilier Bupati Djoko Nugroho, kegiatan manusia itu sangat dinamis, antar daerah satu dengsn lainnnya selain mempengaruhi, maka Blora ikut menerapkan PPKM.
Selama ini, lanjut Kokok, Pemkab Blora bersama institusi terkait seperti Polres serta Kodim, tidak pernah merasa lelah menghimbau warganya waspada virus corona, dan aktif melakukan operasi yustisi pelanggar protokol kesehatan (prokes).
Upaya itu terus dilakukan, karena kasus baru virus corona terus bermunculan dengan peningkatan signifikan, maka Pemkab pun berharap covid-19 segera sirna, dan pasien yang masih dirawat cepat sembuh, pungkas Djoko Nugroho.
Wahono