WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Terhitung mulai Tanggal 24 Desember 2020 sampai dengan 4 Januari 2021 mendatang, seluruh objek wisata di Kabupaten Wonogiri ditutup untuk semua kunjungan pelancong. Penutupan ini, dalam upaya mencegah penularan wabah Covid-19, terkait dengan masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Tapi muncul khabar menganggetkan, Minggu siang (27/12), ada seorang wisatawan asing asal Madagaskar, dilaporkan tewas saat berwisata ke Pantai Nampu, Kecamatan Paranggupito (70 Kilometer arah selatan Ibukota Kabupaten Wonogiri).
Pihak Forkompimcam Paranggupito, menyatakan, korban yang meninggal di objek wisata bahari Pantai Nampu tersebut, adalah Jean Jacques Fanina (39). Dia Warga Negara Asing (WNA) berkewarganegaraan Madagaskar. Yang bersangkutan, berstatus sebagai mahasiswa S3 Ilmu Sosial di Universitas Airlangga, Surabaya.
Desa Gunturharjo
Keterangan yang dihimpun dari Paranggupito, menyebutkan, Sabtu malam (26/12), ada rombongan yang berkunjung dan berkemah di Pantai Nampu. Lokasinya masuk wilayah Desa Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri.
Rombongan tersebut, nekat masuk ke wilayah pantai meski objek wisata bahari tersebut, tanpa mengindahkan adanya larangan tentang penutupan objek wisata selama liburan Nataru. Keberadaan mereka baru mencuat ke publik, setelah ada khabar mengejutkan, yakni salah satu pelancong yang kemah di Pantai Nampu tersebut, Minggu siang (27/12), dikabarkan meninggal.
Awalnya, Jacques Fanina, saat berkemah di Pantai Nampu tersebut, diketahui sakit demam dan kemudian menderita kejang. Pertolongan pertama yang diberikan, tidak berhasil dan kemudian Jacques dievakuasi ke rumah sakit, tapi Minggu siang (27/12) sekitar Pukul 14.03 meninggal.
Perbincangan Hangat
Oleh Kapolsek Paranggupito, Iptu Musta’in, kasus tewasnya WNA asal Madagaskar di Pantai Nampu tersebut, telah dilaporkan ke Kapolres Wonogiri AKBP Christian Tobing. Dari hasil pemeriksaan bagian luar mayatnya yang dilakukan bersama tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda mencurigakan.
Tragedi ada wisatawan meninggal, saat objek wisata ditutup tersebut, menjadi perbincangan hangat masyarakat. Menyikapi ini, Camat Paranggupito, Sulistyani, bersama jajaran Polsek dan Koramil, melakukan langkah sinergi untuk meningkatkan pengawasan guna memperketat pelarangan yang telah diputuskan dan berlaku selama liburan Nataru.
Sebenarnya, terhitung sejak Tanggal 24 Desember 2020 lalu, jalan masuk ke objek wisata pantai selatan di Kecamatan Paranggupito telah ditutup, dengan dipasangi portal penghalang jalan. Tapi mengapa masih kecolongan ada yang nekat ke pantai ?
Itu diduga, mereka datang melalui jalan terabasan masuk melalui wilayah perkampungan warga, untuk menghindari portal pelarangan berkunjung. Menyikapi masih ada pengunjung yang nekat, jajaran Forkompimcam Paranggupito kini meningkatkan pengawasan secara ketat. Termasuk meminta para pamong desa bersama relawan desa, untuk melarang semua wisatawan yang datang. Termasuk mengusir mereka yang melakukan kemah di bibir pantai.
Bambang Pur