Oleh : Hadi Priyanto
“Temen, temen-temen dan temenanan” adalah ajaran bijak Drs RMP Sosrokartono kepada siapapun saat seseorang mendapatkan tugas dan kepercayaan dari masyarakat. Atau bahkan dalam kehidupan pribadi. Ajaran yang artinya kurang lebih “sunguh, sungguh-sungguh dan sungguh-sunguh benar,” ini berasal dari pegangan hidup yang diyakini Drs RMP Sosrokartono dalam kehidupan sehari-hari, yang beliau sebut sebagai Catur Murti.
Catur Murti secara etimologi berasal dari kata catur yang bermakna empat dan murti berarti penjelmaan. Jadi yang dimaksud Catur Murti dalam pedoman hidup Drs RMP Sosrokartono adalah empat yang dijelmakan menjadi satu.
Catur Murti ini merupakan bersatunya empat gejala jiwa utama yaitu bersatunya pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan atau yang sering diungkapkan beliau dalam bahasa Belanda “Een indenken, en in voelen, en in spreken, en handelen,”.
Plkiran Benar
Pikiran merupakan gambaran yang disusun dalam akal budi, getaran dan perasaan jiwa. Dengan pikiran orang bisa belajar tentang jenis dan sifat, jalan dan cara memecahkan dan menghadapi sebuah persoalan. Dengan pikiran orang juga bisa memilih secara bebas dan sadar serta menilai mana yang benar atau baik dan mana yang salah dan buruk. Maka berfikir benar adalah menerima segala kebenaran dengan terbuka, terutama kebenaran dalam agama, norma dan etika.
Perasaan Benar
Perasaan menguasai seluruh pikiran dan seluruh tindakan jasmani seseorang. Dalam ajaran Drs RMP Sosrokartono, perasaan adalah kehadiran nilai-nilai Ilahi dalam diri manusia dan sekaligus sarana untuk melakukan hubungan dengan Tuhan. Perasaan adalah getaran jiwa manusia sebagai reaksi pancaindera terhadap suatu persoalan dan situasi apapun. Perasaan benar merupakan suatu keadaan dalam diri manusia yang dapat selalu menerima yang baik, benar, tanpa curiga dan menolak segala yang jahat.
Perkataan yang Benar
Perkataan adalah susunan kata yang berfungsi untuk merumuskan, menerangkan dan menjelaskan pikiran dan perasaan seseorang tentang sesuatu persoalan, baik untuk diri sendiri, teman maupun masyarakat. Perkataan benar dapat juga diartikan, tidak berbohong dan berdusta.
Perkataan yang benar senantiasa menyiratkan kebenaran , membangun kerukunan dan keselarasan serta optimisme bagi orang- orang yang ada disekitarnya.
Perbuatan Benar
Perbuatan merupakan sikap dan tindakan manusia, sebagai kelanjutan dari pikiran, perasaan dan perkataan baik dalam diri maupun keluar diri sebagai langkah untuk menyelesaikan suatu persoalan dan masalah yang dihadapi. Karena itu perbuatan benar tidak akan terlepas dari 3 unsur Catur Murti yang lain, pikiran benar, perasaan benar dan perkataan benar.
Belajar dari Catur Murti
Ditengah pandemi yang mengancam negeri, ada baiknya kita sekalian belajar Catur Murti, pedoman hidup Drs RMP Sosrokartono. Jika Catur Murti telah menyatu dalam kehidupan kita, maka kita akan terbiasa dengan berfikir benar, berperasaan benar, berkata benar dan berbuat benar. Karena itu dalam kondisi dan situasi apapun kita dapat mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan benar.
Dari Catur Murti kita dapat belajar, berawal dari perasaan yang wujudnya nampak pada keinginan atau kehendak itulah yang menyebabkan orang berfikir dan kemudian berbicara dan berbuat. Karena itu perasaan yang benar menjadi sangat penting agar seseorang dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan “temen, temen-temen dan temenanan”
Pikiran yang benar sangat diperlukan oleh siapapun. Jika pikiran baik dan benar maka akan melahirkan kata-kata yang baik dan benar juga. Jika pikirannya baik dan benar maka akan membimbing lahirnya perbuatan yang baik dan benar. Demikian juga ketika pikirannya jahat dan tidak benar, akan melahirkan perkataan dan perbuatan yang jahat dan bahkan tipu muslihat.
Catur Murti juga sangat efektif untuk melakukan pendekatan budaya dalam melakukan konseling dan pembimbingan kepada warga masyarakat. Sebab dengan membangun pemahaman yang benar tentang pandemi Covid-19 berdasarkan pikiran yang benar, perasaan, perkataan dan perbuatan yang benar, diharapkan warga masyarakat akan mengerti dan memahami bagaimana menghadapi pandemi.
Karena itu masyarakat perlu dipahamkan secara baik sehingga mereka memiliki pikiran yang benar tentang Covid-19 yang kemudian diharapkan dapat membangun perasaan yang benar, perkataan yang benar dan perbuatan yang benar.
Tidak mungkin intervensi konseling hanya masuk pada perubahan perilaku dan tanpa memberikan pemahaman yang benar pada ranah berfikir, perasaan dan perkataan. Salah satu jalan yang harus dilakukan adalah, keteladanan semua pemangku kepentingan.
Hadi Priyanto adalah Wartawan Suarabaru.id Jepara dan penulis buku Drs RMP Sosroikartono Putra Indonesia yang Besar serta buku Sosrokartono de Javasche Prins .