blank
Lucius Agus Bagiyono warga Sudiroprajan Jebers Solo yang tengah menjalani karantina di STP sedang ditengok Walikota FX Hadi Rudyatmo, Senin (28/12) (Bagus Adji )

SURAKARTA-(SUARABARU.ID)– Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta berencana mendirikan rumah sakit (RS) Darurat. Wacana penambahan lokasi pelayanan kesehatan ini  muncul sebagai antisipasi kemungkinan bertambahnya jumlah warga yang terpapar  Covid 19 .

“RS Darurat akan mengambil lokasi di Gedung Biru Solo Techno Park (STP). Untuk keperluan itu sudah melakukan kordinasi dengan Bapedda” kata Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, si sela sela kunjungannya ke lokasi karantina di kompek STP, Senin (28/12).

Pemilihan gedung biru STP sebagai lokasi RS Darurat, lanjut Walikota FX Hadi Rudyatmo, didasarkan kapasitas tampung bangunan bersangkutan yang dinilai cukup signifikan. Dikatakan, gedung biru STP mampu menampung 200 tempat tidur.  Nantinya RS darurat yang ada digunakan untuk menampung  mereka yang masuk katagori OTG.

blank
Atik Widyastuti (40) warga Sangkrah Pasar Kliwon  Solo yang tengah menjalani karantina di STP sedang ditengok Walikota FX Hadi Rudyatmo, Senin (28/12) (Bagus Adji )

Menyinggung kunjungan ke lokasi karantina STP yang memiliki kapasitas tampung 60 tempat tidur dikatakan, dimaksudkan untuk melakukan pengecekan pelayanan terhadap mereka yang menjalani karantina. Diakui warga yang menjalani karantina cukup banyak jumlahnya. Mereka ditempatkan di Donohudan sekitar 100 orang.

Sedangkan yang ditempatkan di STP sebanyak tiga orang. Ketiganya tercatat dua orrang asal Solo namun baru datang dari luar daerah yakni Bekasi dan Jakarta  serta seorang lainnya dari Tanjung Balai Asahan.

“Mereka datang kesini melakukan karantina setelah diantarkan oleh  RT,” terangnya seraya menambahkan pihaknya sudah memerintahkan Kepala DKK untuk mempersiapkan Gedung Biru STP  sebagai RS Darurat guna menampung OTG.

Secara terpisah Atik Widyastuti (40) mengatakan dirinya tiba dikediamannya di Sangkrah Pasar Kliwon  Solo dari Bekasi pada 23 Desember 2020 pagi.

Malamharinya dirinya dijemput pak RT untuk diantar melakukan karantina di STP. “Pelayanan selama di karantina cukup baik dan kami memperoleh makan tiga kali dalam sehari. Saat masuk pertama sudah menjalani rapid test dan hasilnya non rekatif,” tuturnya.

Hal senada juga dituturkan Lucius Agus Bagiyono(68) warga Sudiroprajan , Jebres Solo yang mengaku baru saja memasuki lokasi karantina sehari sebelumnya. Diceriterakan dirinya baru saja datang dari Jakarta dan langsung diantar oleh RT di tempat tinggalnya ke lokasi karantina di SYP ini.  “Yha dilakoni saja,” ucapnya.

Bagus Adji