SEMARANG (SUARABARU.ID) – Universitas Semarang (USM) Career and Alumni Center (UCAC) akan menggelar Company Gathering dengan grand topik ”Collaborative Insight USM dan Perusahaan/Industri dalam Rangka Integrasi Merdeka Belajar-Kampus Merdeka” pada 28 Desember 2020 secara daring.
Kegiatan akan diikuti para dekan, direktur pascasarjana, BPM, kepala program studi di USM, perusahaan/industri yang bekerja sama dengan USM (100), perwakilan IKA USM, perwakilan mahasiswa.
Ketua UCAC USM, Khoirudin mengatakan, topik utama ini diambil dengan pertimbangan dua hal utama yaitu perkembangan dunia kerja yang semakin kompetitif dan tuntutan bagi universitas untuk mempersiapkan lulusan yang siap bekerja dengan ilmu yang relevan dengan dunia kerja yang salah satunya adalah melalui penerapan merdeka belajar-kampus merdeka.
”Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, BA, MBA, menegaskan bahwa merdeka belajar adalah merdeka untuk mencari pengalaman dan ilmu yang relevan dengan magang di perusahaan atau institusi di luar kampus. Tujuannya dengan magang dan mencari pengalaman yang relevan dengan ilmu yang didapat dari perusahaan adalah untuk menciptakan lulusan yang berkualitas dan siap kerja. Dengan latar belakang itulah USM ingin mempersiapkan secara matang calon lulusan agar siap bekerja melalui program magang yang dikerjasamakan dengan perusahaan atau industri yang relevan dengan berbagai bidang ilmu yang ada di USM,” ujarnya.
Menurutnya, melalui kegiatan Company Gathering ini, USM dan perusahaan/industri akan melakukan sharing mengenai peluang magang yang relevan dengan kondisi yang ada pada saat ini terutama di dalam Era Revolusi Industri 4.0.
Dia mengatakan, sub tema Workshop ini adalah Link and Match Perguruan Tinggi dengan dunia Industri/dunia usaha. Selain itu juga membahas mengenai peluang Magang, praktik kerja dan peluang karier.
”Link and Match antara universitas dan perusahaan merupakan penggalian kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja. Melalui kurikulum merdeka belajar, peluang link and match semakin terbuka lebar sehingga jaminan untuk bisa memasuki pasar kerja dan dunia industri semakin besar,” tuturnya.
Pada hakikatnya konsep link and match, katanya, dapat digunakan sebagai media untuk meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan kebutuhan tenaga kerja. Melalui kerja sama fungsional link and match dengan dunia kerja profesional, perguruan tinggi secara konseptual akan memiliki peluang yang cukup besar untuk melahirkan lulusannya menjadi calon-calon tenaga kerja yang memiliki profesionalisme yang tinggi.
Dia menambahkan, program magang pada kebijakan Kampus Merdeka berprinsip untuk membuka jalan bagi mahasiswa dalam mengembangkan kompetensinya melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di luar kelas dengan menjadikannya sebagai pembelajar mandiri. Oleh karenanya, Kampus Merdeka harus dibangun bersama, tidak hanya sekadar mengirim mahasiswa ke dunia industri, melainkan juga menjadi keyakinan bersama untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang unggul.
”Dunia kerja saat ini telah memasuki gelombang revolusi industri 4.0 dengan implementasi teknologi automasi dan pertukaran data dalam bidang industri yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi serta internet atau biasa disebut dengan digitalisasi di bidang industri,” ungkapnya.
Menurutnya, saat ini dunia pendidikan di Indonesia belum 100% siap menyongsong revolusi industri 4.0. Tantangannya adalah menyiapkan lulusan yang aktif, kreatif, inovatif, dan peduli untuk mampu bersaing di kancah dunia pada era revolusi industri 4.0.
”Dalam menyikapi hal tersebut, mahasiwa perlu disiapkan sebaik mungkin dalam memasuki dunia kerja agar betul-betul kompeten dalam bidangnya sehingga mampu bersaing dan membangun karier dengan baik, salah satunya adalah melalui pemagangan dan praktik kerja sebelum terjun dalam dunia kerja,” tandasnya.
Muha/Ryan