blank
Genangan air banjir yang merendam pemukiman di Desa Jatiwetan, Kecamatan Jati, kian meluas. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah Kudus membuat genangan banjir yang merendam wilayah Desa Jatiwetan, Kecamatan Jati kian meluas. Hingga Senin (14/12) tercatat 235 rumah di Dukuh Tanggulangin, Barisan dan Dukuh Gendok yang terendam air banjir.

Sekretaris Desa Jatiwetan, Muh Yakub mengungkapkan, dari total rumah yang terendam, terparah terjadi di Dukuh Tanggulangin. Di wilayah ini, air menggenang hingga ke tiga RT dengan total jumlah rumah yang terendam mencapai 159 rumah.

“Ketinggian air yang masuk ke rumah berkisar 10-50 cm,”kata Yakub.

Sementara, di Dukuh Gendok, jumlah rumah yang terendam mencapai 48 rumah dengan ketinggian air sama. Sementara,Dukuh Barisan, ada 28 rumah yang terendam.

“Total warga yang terdampak mencapai 287 KK atau sebanyak 871 jiwa,”tandasnya.

Meski rumahnya terendam air, hingga kini warga masih enggan mengungsi. Padahal, pihak pemerintah desa sudah menyiapkan lokasi penampungan bagi pengungsi yakni di Balai Desa setempat.

“Untuk tempat penampungan pengungsi sudah siap, saat ada yang minta dievakuasi, kami siap menyediakan lokasi pengungsian,”tandasnya.

Yakub menambahkan, banjir di wilayah Jatiwetan memang merupakan bencana tahunan yang terjadi setiap musim hujan. Wilayah desa yang berada di tepian sungai wulan, membuat air hujan yang turun tidak bisa dialirkan dibuang lantaran debit air sungai Wulan yang tinggi.

“Karena wilayah Jatiwetan berada di cekungan, sehingga air tidak bisa dialirkan ke sungai saat debit sungai Wulan masih tinggi,”katanya.

Satu Pompa Dalam Perbaikan

Atas kondisi tersebut, kata Yakub, salah satu solusi yang bisa diambil adalah dengan melakukan pemompaan air dari kawasan pemukiman untuk dibuang ke sungai. Saat ini, kata Yakub, satu unit pompa sudah dioperasikan selama 24 jam untuk menyedot genangan air di pemukiman.

“Ada dua pompa, yang satu sudah dioperasikan selama 24 jam, sementara yang satu unit masih dalam perbaikan,’tukasnya.

Saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan di seluruh wilayah yang tergenang. Selain itu, pihaknya juga berharap cuaca  bersahabat agar ketinggian sungai Wulan bisa turun sehingga genangan air yang merendam pemukiman bisa dialirkan ke sungai.

Sementara, Muh Ridho, salah seorang warga mengungkapkan banjir yang melanda wilayahnya memang sudah bertahun-tahun terjadi. Namun, sejauh ini belum ada upaya konkret dari pemerintah daerah untuk menangani masalah ini.

“Dari tahun ke tahun masalahnya sama dan tidak ada penyelesaian yang komprehensif,”tandasnya.

Ridho mengakui jika solusi yang bisa dilakukan saat ini hanya dengan memompa genangan air untuk dibuang ke sungai. Namun, hal tersebut juga terkendala dengan jumlah dan kapasitas pompa.

Tm-Ab