blank
Material longsoran masuk ke ruang kelas, setelah menjebol dinding tembok gedung SDN 6 Bero, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Bencana tanah longsor, banjir dan puting beliung, melanda setidak-tidak empat wilayah kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Yakni di Kecamatan Manyaran, Wuryantoro, Nguntoronadi dan Jatiroto.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Minggu (6/12), menyatakan, serangkaian bencana alam tersebut terjadi bersamaan dengan hujan deras.

”Tidak ada korban jiwa dalam bencana alam di sejumlah kecamatan tersebut,” tegasnya.

Bencana alam tanah longsor, terjadi di Desa Bero, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Kejadiannya berlangsung Jumat petang (4/12) lalu. Berdampak jebolnya dinding dua ruang kelas gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Bero, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.

blank
Genting-genting atap rumah warga di Lingkungan Ngebel, Kelurahan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, pada kabur diterbangkan puting beliung.

Longsor Susulan
Material longsoran yang melorot dari sisi tebing di dekatnya, menjebol dinding tembok gedung sekolah. Saat kejadian, ruang kelas dalam keadaan kosong. Untuk mengantisipasi bencana longsor susulan, lokasi di gedung SDN 6 Bero kini dibebaskan dari aktivitas warga sekolah. Penanganan selanjutnya, dikoordinasikan dengan tim teknis tingkat kabupaten.

Dari Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (5/12) dilaporkan terjadi bencana alam puting beliung. Angin pusar yang datang bersamaan hujan deras tersebut, menerjang Lingkungan Ngebel, Kelurahan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri.

Angin puting beliung ini mengakibatkan sejumlah pohon tumbang, merusak bangunan rumah penduduk dan menerbangkan ratusan genting rumah. Setidak-tidaknya delapan rumah warga rusak ringan hingga sedang.

Begitu angin dan hujan reda, pamong desa bersama warga melakukan kerja bakti memperbaiki kerusakan rumah. Harapannya, rumah yang rusak segera dibenahi, untuk menghindari adanya pengungsian. ”Kami dari BPBD memberikan bantuan logistik,” tandas Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto.

blank
Luapan air banjir Kali Wiroko, semalam menggelamkan badan jalan di ruas jalur antarkecamatan Nguntoronadi-Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri.

Antar-Kecamatan
Dari Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Sabtu petang (5/12), dilaporkan telah terjadi bencana alam banjir. Lokasinya berada di Dusun Karangturi, Desa Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi. Pemicunya karena hujan deras, yang menyebabkan meluapnya Kali Wiroko ke pemukiman warga dan menenggelamkan badan jalan penghubung antarkecamatan (Nguntoronadi-Tirtomoyo).

Tidak ada korban jiwa, meski rumah pemukiman penduduk terendam setinggi 40 – 50 CM. Relawan Desa Tangguh Bencana (Destana) Bulurejo, Kecamatan Nguntoronadi, melakukan evakuasi untuk mengungsikan 1 keluarga (4 jiwa) dari lokasi genangan banjir.

blank
Banjir menggenangi halaman dan pekarangan sekolah di kompleks gedung SMK Negeri 1 Jatiroto Kabupaten Wonogiri. Termasuk menggenangi rumah parkir sepeda.

Akses hubungan darat lintas-kecamatan (Nguntoronadi-Tirtomoyo) sempat macet, karena terendam banjirt setinggi 35-40 CM. Minggu pagi ini (6/12), Tim BPBD Kabupaten Wonogiri datang ke lokasi untuk memberikan bantuan logistik. Bersama relawan Destana, pamong desa dan warga, dilakukan kerja bakti pembersihan endapan lumpur yang ditinggalkan oleh air banjir.

SMKN 1 Jatiroto
”Kondisinya sekarang sudah surut, dan akses jalan antarkecamatan telah kembali normal,” tegas Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto.

blank
Bencana longsor, setidak-tidaknya merusak dinding dua ruang kelas gedung SDN 6 Bero, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.

Sementara itu, dari Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, bencana banjir telah menggenangi kompleks gedung SMK Negeri 1 Jatiroto. Pemicunya, karena alur kali yang mengalir dari hulu tak mampu menampung limpahan air dari hujan yang lebat.

Akibatnya, air banjir meluap ke kompleks gedung SMK Negeri 1 Jatiroto. Ikan-ikan yang dibudidayakan di kolam sekolah, hilang hanyut terbawa banjir. Beruntung, banjir kemudian berangsur surut, setelah hujan mereda. Ketika banjir surut, meninggalkan endapan lumpur di hampir seluruh halaman sekolah dan tempat parkir kendaraan

Bambang Pur