MAGELANG (SUARABARU.ID) – Naiknya status Gunung Merapi menjadi Siaga Level III di tengah situasi Pandemi Covid-19 tentu butuh perhatian dari berbagai pihak.
Kasi Survelian dan Imunisasi pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Magelang Dwi Susetyo mengibaratkan sebagai sebuah bencana di dalam bencana.
Menurut Dwi Susetyo, sisi baiknya Pemerintah Kabupaten Magelang sudah memiliki cukup pengalaman di tengah carut marut pada situasi bencana erupsi Merapi mulai dari tahun 2006 dan pada tahun 2010 lalu. Kendati demikan, ada yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Di mana pada saat ini juga sedang terjadi bencana nonalam yaitu pandemi Covid-19.
Maka, kata dia, telah disiapkan skema terkait dengan proses pengungsian warga. Di mana Dinkes akan menyiapkan mobil ambulans sebagai dukungan pelayanan kesehatan, khususnya bagi para pengungsi.
Selain itu, pada Kamis sore kemarin (5/11) hingga malam, petugas dinas kesehatan juga sempat keliling untuk mengevaluasi terkait penerapan protokol kesehatan di pengungsian. “Alhamdulilah di beberapa tempat sudah siap, antara lain di Wisma Nugraha Desa Banyurojo,” ungkapnya.
Di tempat pengungsian Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, itu menurut Dwi ada delapan kamar mandi/WC yang dibangun. Juga ada tempat logistik (dapur umum) yang memadai, gedung khusus yang telah dipersiapkan untuk kelompok rentan (ibu hamil/menyusui/lanjut usia), dan gedung pos kesehatan.
Hal yang sama juga terjadi di Balaidesa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan. Di tempat pengungsian tersebut juga sedang dibangun sekat-sekat pembatas untuk membatasi jarak antarkeluarga.
“Daya tampung di Deyangan mencapai 150 orang lebih dengan 43 sekat,” katanya.
Kendati demikian, Dinas Kesehatan nantinya juga akan mengelompokkan kelompok rentan untuk dilakukan tes kesehatan (rapid tes). Seperti lanjut usia dan ibu hamil.
Eko Priyono