Anggota PGRI Wonosobo siap jadi pelopor kemajuan dan kualitas pendidikan di daerah. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ketua PGRI Kabupaten Wonosobo Suratman SPd MPd mengatakan Pilkada yang akan berlangsung 9 Desember 2020 mendatang, harus bisa melahirkan pemimpin yang baik bagi daerah masyarakatnya.

“Sebab, Pilkada itu pada hakekatnya momentum politik untuk memilih pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati. Bukan yang lain. Sehingga Wonosobo punya pemimpin yang bisa memajukan daerah,” katanya, Kamis (5/11).

Pihaknya meminta pada anggota PGRI dan kalangan pendidik untuk bisa menggunakan hak pilihnya dengan baik dan benar. Menjadi pelopor masyarakat agar bersedia datang ke TPS untuk memilih paslon yang ada.

“Setelah paslon Bupati dan Wakil Bupati terpilih, diharapkan dapat membawa daerah Wonosobo ke depan lebih baik dan mensejahterakan masyarakat. Warga butuh pemimpin yang ngayomi dan ngayemi,” ujarnya.

Dikatakan Suratman, PGRI siap menjadi garda terdepan dalam ikut memajukan dunia pendidikan di daerah. PGRI juga selalu mendorong kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pendidikan lebih maju dan berkembang lagi.

Pendidikan Berkualitas

Ketua PGRI Kabupaten Wonosobo, Suratman SPd MPd. Foto : SB/Muharno Zarka

Menurutnya, PGRI sebagai organisasi profesi, memang tidak boleh terlibat dalam politik praktis. Tapi guru sebagai pelaku pendidikan di daerah harus paham politik. Karena kebijakan dalam dunia pendidikan ditentukan lewat proses politik.

“Jika pemimpin di daerah punya visi dan missi pendidikan yang baik, maka wajib hukumnya untuk didukung. Apalagi kebijakan di dunia pendidikan akan menentukan kemajuan sebuah daerah,” tuturnya.

Paslon Afif-Albar, katanya, dipandang publik punya background di dunia pendidikan. Karena sebelum terjun ke dunia politik, Afif pernah jadi guru di MTs Ma’arif NU Selomerto dan Albar berpengalaman sebagai Kepala MTs Ma’arif NU Kejajar.

“Saat ini, banyak pekerjaan rumah di sektor pendidikan di Wonosobo yang perlu diperhatikan. Rata-rata lama sekolah di daerah ini baru sampai 7,5 tahun. Wonosobo jadi daerah termiskin di Jateng, karena salah satunya, kualitas pendidikan yang masih rendah,” tegasnya.

Persoalan tersebut, sambungnya, butuh kehadiran pemimpin agar bersama-sama steakholder pendidikan yang lain, dapat menyelesaikan masalah di dunia pendidikan dengan cepat dan tepat. Pendidikan yang berkualitas akan menjadi tolok ukur kemajuan sebuah daerah.

Muharno Zarka-Wahyu