WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Tim Covid Kabupaten Wonogiri, Selasa dinihari (3/11) tadi, memakamkan lagi jenazah pasien dari rumah sakit. Penguburannya dilakukan secara protokol kesehatan (Prokes) pencegahan wabah virus corona.
Ini menjadi pemakaman secara Prokes yang ke 32 kalinya, dalam rentang waktu 52 hari terakhir ini di Kabupaten Wonogiri. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Selasa (3/11), menyatakan, jenazah yang dimakaman Selasa dinihari (3/11) tersebut, adalah seorang pria berinisial AS (52).
Dia merupakan pasien dari Rumah Sakit (RS) Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo, dan secara administrasi kependudukan dia tercatat sebagai warga Dusun Koripan, Desa Kedungombo, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Pemulasaran jenazah (pangrukti layon) dilakukan di RSUD Ir Soekarno Kabupaten Sukoharjo.
Sedangkan prosesi pemakamannya diilakukan oleh Tim Covid Kabupaten Wonogiri. Berlangsung Pukul 03.15 sampai dengan Pukul 03.59, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Kedungombo, Kecamatan Baturetno (sekitar 50 Kilometer arah selatan Ibukota Kabupaten Wonogiri).
Gelapnya Malam
Untuk menerangi gelapnya malam selama proses penguburan berlangsung, pamong desa setempat bersama warga peduli membuat penerangan darurat di TPU Keudngombo. Yakni dengan menarik jaringan listrik dari rumah warga terdekat, untuk kemudian sebagai sarana menyalakan lampu penerangan listrik di kuburan.
Tim yang bertugas memakamkan, terdiri atas Totok dan Agung dari Polres Wonogiri, bersama personel dari BPBD Kabupaten Wonogiri (Bambang, Wiyanto dan Sentot), dengan melibatkan relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Wonogiri Purwanto dan Agung.
Ikut datang menyaksikan pemakaman, jajaran Forkompimcam Kecamatan Baturetno, tenaga kesehatan (Nakes) dari Puskesmas Baturetno, aparat Pemerintah Desa Kedungombo dan perwakilan dari keluarga almarhum.
Untuk menerangi gelapnya malam selama proses penguburan berlangsung, pamong desa setempat bersama warga peduli membuat penerangan darurat di TPU Keudngombo. Yakni dengan menarik jaringan listrik dari rumah warga terdekat, untuk kemudian sebagai sarana menyalakan lampu penerangan listrik di kuburan.
Bambang Pur