blank
Gus Albar ketika berbicara di hadapan Jaringan Perempuan Nahdliyin Watumalang Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Kasus stunting (gizi buruk) di Wonosobo cukup tinggi. Konsumsi gizi yang rendah menjadi penyebab anak-anak di wilayah pegunungan ini bertubuh kerdil.Tidak tumbuh secara normal.

“Masalah kasus stunting yang masih tinggi tersebut menjadi salah satu penyebab Wonosobo menjadi daerah termiskin di Jawa Tengah,” ujar Calon Wakil Bupati Wonosobo M Albar, Senin (26/10).

Politisi yang kerap disapa Gus Albar menyatakan hal itu saat bersilaturrahmi dengan Jaringan Perempuan Nahdliyin (JPN) di Welahan Kelurahan Wonoroto Kecamatan Watumalang Wonosobo.

Menurutnya, di Jawa Tengah, Wonosobo masuk peringkat 34 atau rangking dua dari bawah setelah Kabupaten Kebumen. Predikat tersebut pun sudah lama disandang dan hingga saat ini masih melekat.

“Ke depan masalah kemiskinan di daerah ini harus diatasi bersama-sama antara pemerintah dengan semua elemen masyarakat, termasuk kaum perempuan,” katanya.

Kualitas Diri

blank
Sejumlah aktifis Jaringan Perempuan Nahdliyin Watumalang foto bersama dengan Calon Wakil Bupati Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Jika dilihat secara fisik, sambungnya, Wonosobo tidak layak menyandang sebagai daerah miskin. Sebab, kota pegunungan ini punya potensi pertanian, UMKM dan pariwisata yang bagus.

“Wonosobo dinyatakan miskin karena tingkat pendidikan rendah, kualitas lingkungan dan kesehatan buruk serta konsumsi makanan anak-anak yang belum sepenuhnya bergizi baik,” tuturnya.

Karena itu, mantan Wakil Ketua DPRD tersebut, meminta kaum perempuan untuk ikut aktif terlibat dalam upaya mengentaskan kemiskinan di daerah ini.
Apalagi kaum perempuan punya posisi strategis dalam keluarga.

“Caranya bagaimana? Kaum perempuan harus meningkatkan kualitas diri. Baik secara pendidikan, kesehatan, lingkungan maupun ekonomi. Kaum perempuan harus bisa jadi “guru, dokter dan ekonom” di rumah,” tegasnya.

Bila kaum perempuan berkualitas, tuturnya, maka akan dapat melahirkan generasi yang berkualitas pula. Generasi yang berkualitas secara pendidikan dan ekonomi, akan memutus mata rantai kemiskinan.

Muharno Zarka-Wahyu