SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dengan mengedepankan kualitas tinggi atas produk yang dihasilkan, diyakini usaha yang dijalani akan membuahkan hasil yang bagus. Setidaknya hal inilah yang dijalani Roy Wibisono Anang Prabowo, pemilik Naruna Keramik, yang ada di Salatiga.
Roy mengungkapkan hal itu, dalam Bincang Bisnis pada even UKM Virtual Expo, yang digelar di Aula Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Provinsi Jateng, Minggu (25/10/2020). Roy Naruna, begitu biasa dia disapa menyebutkan, bisnis keramiknya ini dirintis sejak Oktober 2019.
”Di awal usaha ini, kami memang sempat tersendat-sendat. Tetapi setelah kami melakukan riset bersama orang-orang profesional, perlahan kami mampu bersaing di pasar internasional,” kata Roy, dalam bincang-bincang yang dipandu Sarjoeholic.
BACA JUGA : Pertamina Pinky Movement Dorong Pertumbuhan Ekonomi Mitra Binaan UMKM
Diungkapkan dia, produknya banyak dipakai dan ditawarkan ke hotel-hotel berbintang, resto dan kafe. Karena menurutnya, di tempat-tempat itulah pangsa pasar terbaik dari produk kermaik yang dihasilkannya, berupa piring, cangkir, mangkuk dan gelas.
”Bahan baku semua lokal 100 persen. Bahkan kami pernah membuat keramik dengan bahan lumpur Lapindo dan abu Gunung Merapi,” ungkap dia.
Roy menyebut, keramik produksinya kini mampu menembus pangsa pasar luar negeri, seperti Qatar, UEA, Australia, Singapura dan India. Sedangkan pasar di dalam negeri yang paling banyak Bali, Jakarta, Surabaya.
Ada Lonjakan
”Kami sangat memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan. Dengan gaya kekinian dan bukan model pasaran, kami menyasar pangsa pasar yang lebih beragam,” ujarnya lagi.
Diungkapkan dia, salah satu kunci suksesnya dalam berbinis keramik ini adalah, adanya tim riset yang andal. Mereka lah yang melakukan penelitian terhadap bahan baku dan pangsa pasar yang hendak dituju.
”Selain itu kami juga punya tim pemasaran, yang bertugas menyiasati bisnis di masa pandemi covid-19 seperti ini. Hasil dari adanya tim riset dan pemasaran yang andal, kami sebelum adanya pandemi mampu meraih order sebesar Rp 100 juta. Lalu saat pandemi seperti ini, justru ada lonjakan order menjadi Rp 300 juta. Dan beberapa bulan ke depan, kami punya order sebesar Rp 500 juta,” ungkapnya.
Saat ini, lanjut dia, usahanya mempekerjakan sekitar 80 karyawan, dengan berbagai kemampuan. Dia menyebut, karyawan yang diambil bukan berdasarkan prestasi akademis, tetapi kemampuan dan kemauannya untuk bekerja keras.
Riyan