SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pandemi yang terjadi saat ini menimbulkan dampak di semua bidang, salah satunya meningkatnya pengangguran. Oleh karena itu, dibutuhkan penciptaan lapangan pekerjaan yang banyak, termasuk akses kesempatan pekerjaan di luar negeri harus dibuka luas.
Dalam acara Prime Topic dialog bersama Parlemen Jateng bertema “Menakar Peluang Bekerja di Manca Negara” di Hotel Noormans, Jumat (23/10/2020), Anggota DPRD Jateng Endro Dwi Cahyono mendorong pemerintah untuk membuka keran akses pekerjaan di luar negeri tersebut.
“Harus ada solusi atas bertambahnya jumlah pengangguran saat ini untuk membantu masyarakat mendapat pekerjaan. Salah satu seperti dengan membuka akses pekerjaan di luar negeri, mengingat besarnya peluang kerja di sejumlah negara lain,” katanya.
Anggota Komisi E DPRD Jateng tersebut mengatakan, negara – negara seperti Jepang dan Korea saat ini membutuhkan ribuan pekerja untuk ditempatkan di sejumlah sektor bidang kerja, mulai dari pertanian, perikanan, hingga pabrik industri.
“Peluangnya masih luas dan terbuka di beberapa sektor, tinggal sekarang bagaimana pemerintah kita bisa menjembatani atas permintaan kebutuhan tersebut. Bisa tidak kita melakukan persiapan – persiapan sebelum memberangkatkan tenaga kerja kita ke negara – negara tersebut,” katanya politisi dari PDI Perjuangan tersebut.
Sementara itu Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Jawa Tengah, AB Rachman, mengungkapkan kalau tenaga kerja dari Indonesia saat ini dalam hal kemampuan masih mengalami sejumlah kendala, salah satunya dalam hal komunikasi.
“Salah satu kelemahan tenaga kerja kita adalah komunikasi. Tidak sedikit masalah yang muncul dalam kasus pekerjaan di luar negeri karena minimnya kemampuan bahasa,” katanya.
Lebih lanjut Rachman mengusulkan pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk membuka banyak tempat pelatihan – pelatihan bahasa di sejumlah lokasi dan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah sehingga masyarakat yang berminat bisa tertarik.
“Jujur saja dalam hal kemampuan bahasa kita jeblok, ditingkat persiapan (sebelum berangkat) kita nggak ngapa-ngapain. Maka saya usulkan di tiap desa bikin kursus bahasa 3 – 6 bulan jadi, dan lebih bagus lagi kalau ditambahkan dengan pemahaman budaya negara tujuan,” katanya.
Sakina Rosellasari selaku Kepala Dinas Ketenagakerjaan Jawa Tengah dalam acara dialog tersebut mengatakan, terkait akses kesempatan pekerjaan di luar negeri dari dinas sendiri sudah mengupayakan sebaik mungkin, mulai dari persiapan hingga prosedurnya.
“Terus terang saja masyarakat kita sangat antusias bekerja di luar negeri, tapi kemudian banyak yang tidak prosedural, sampai – sampai kita punya task force untuk menangani hal penanggulangan pekerja yang bermasalah,” katanya.
Sakina lebih jauh menekankan adanya kesadaran bagi para peminat kerja di luar negeri untuk mengikuti prosedur yang sudah diatur. Menurut data Disnakertrans, hampir 80% tenaga kerja yang ada diluar negeri tidak mengikuti prosedur yang ada.
“Harus Prosedural, ini untuk menjamin keamanan dan perlindungan warga negara yang bekerja di luar negeri, kalau tidak pasti akan ada masalah. Hampir sebagian besar kasus permasalahan yang ada saat ini karena tidak prosedural saat berangkat,” katanya.