blank
Petugas kesehatan tengah melakukan rapid test untuk secrening pasien Covid-19 di Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Pertambahan warga terkonfirmasi positif Covid-19 di Wonosobo, terus melonjak. Hari ini, Selasa (6/10), pasien yang terpapar virus Corona mencapai 57 orang. Ini menjadi penambahan paling tinggi selama masa pandemi Covid-19, 8 bulan terakhir.

Dengan penambahan tersebut, akumulasi Ccovid-19 positif pun melonjak ke angka 745 kasus, dengan rincian 389 telah dinyatakan sembuh, 331 masih dalam perawatan, dan 25 orang meninggal dunia.

“Pertambahan pada hari ini sebanyak 57, sembuh 15 dan meninggal dunia 4 orang, sehingga secara kumulatif total konfirmasi positif telah mencapai 745 kasus,” tutur Sekretaris Daerah One Andang Wardoyo, ketika dikonfirmasi Selasa (6/10), malam ini.

Kondisi tersebut, menurutnya, membutuhkan koordinasi lebih lanjut. Karena kapasitas ruang isolasi di RSUD Setjonegoro, RSI Wonosobo, RS PKU Muhammadiyah dan 4 gedung isolasi sementara, baik BLK Kertek, SKB Sidojoyo, Bapelkes Sumberan dan Gedung Eks Dinas Paperkan, telah penuh.

“Kami telah meminta para Camat agar secepatnya bertindak dengan melakukan koordinasi kepada seluruh Kades dan Kepala Puskesmas di wilayah masing-masing agar warga yang terkonfirmasi Covid-19 positif dapat melaksanakan isolasi mandiri di rumah,” tegasnya.

Pertambahan kasus yang kian pesat, sambung Sekda, memerlukan perhatian semua pihak agar semakin intensif dan gencar untuk mengedukasi warga
terkait pentingnya pencegahan Covid-19 melalui gerakan 3M sesuai protokol kesehatan.

Patuh Prokes

blank
Sekda Wonosobo, One Andang Wardoyo. Foto : SB/Muharno Zarka

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Wonosobo, Dr Jaelan SKp MKes juga telah menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran warga agar patuh terhadap prokes pencegahan Covid-19.

“Ada tren peningkatan penemuan kasus konfirmasi dengan gejala sedang sampai dengan berat seperti terjadi kegagalan pernafasan hingga pasien harus dipasang ventilator beberapa waktu terakhir,” terang Jaelan.

Selain itu, tren kenaikan angka kematian juga menjadi perhatian, karena sejak minggu ke 32 penanganan, data kematian merangkak naik dan cenderung terjadi lebih cepat karena rata-rata pasien memiliki komorbid seperti penyakit jantung, hipertensi dan diabetes melitus.

Di luar itu, jumlah sampel hasil swab kontak erat pada minggu ke 39 dan minggu ke 40, yang masih menunggu konfirmasi dari pihak laboratorium mencapai 580 orang.

“Harapan kami, agar ke depan jumlah kasus tidak semakin meningkat, setidaknya beberapa hal mesti ditekankan yaitu mediasi kepada warga penolak swab, isolasi dan pulasara jenazah sesuai prokes, sosialisasi dan edukasi secara intensif,” tandasnya.

Juga, menurutnya, harus ada pengawasan pelaksanaan prokes hingga ke tingkat desa, serta pengondisian warga agar tak menstigma dan mendiskriminasi sesama mereka yang terkena Covid-19.

Muharno Zarka-Wahyu