SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wali kota Semarang Hendrar Prihadi angkat bicara terkait pernyataan juru bicara Satuan Tugas Covid-19, Wiku Adisasmito yang menyebutkan bahwa Kota Semarang merupakan daerah dengan kasus positif tertinggi di Indonesia.
Menurut wali kota yang akrab disapa Hendi, data kasus Covid-19 aktif di Kota Semarang berbeda dengan data Satgas Covid-19 pusat, bahkan selisihnya sangat jauh.
Seperti diketahui, Wiku Adisasmito melalui tayangan akun YouTube BNPB pada Senin (31/8/2020) lalu, menyampaikan bahwa Kota Semarang menduduki peringkat pertama dengan 2.317 kasus.
Sementara data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kota Semarang kasus Covid-19 yang aktif di Kota Semarang berada pada angka 470-an.
Hendi mengatakan jika data kasus harus sinkron. Dirinya menegaskan, kenyataan kasus positif Covid di Kota Semarang jauh di bawah yang dikatakan oleh juru bicara satgas Covid-19.
Hendi juga meminta apabila terdapat kasus Covid-19 yang belum terdata oleh Pemerintah kota Semarang agar segera dikonfirmasikan sehingga pasien segera bisa tertangani.
Baginya, semakin cepat mengetahui bahwa seseorang positif, pihaknya dapat segera berupaya secara maksimal untuk kesembuhan pasien dan tidak menulari anggota masyarakat yang lain.
Di sisi lain, menurutnya, mengumumkan kasus Covid-19 tanpa konfirmasi ke wilayah yang bersangkutan dapat menimbulkan berbagai dampak. Dampak yang sangat dirasakan adalah timbulnya keresahan warga Kota Semarang.
Bahkan menurut Hendi, tes covid yang dianjurkan oleh Pemerintah Pusat dilakukan 3.500 per satu juta penduduk, tetapi di Kota Semarang bahkan telah mencapai 48.000.
“Jangan sampai ketidakselarasan data menimbulkan persepsi bahwa kota Semarang tidak melakukan apa-apa, mungkin ini yang harus kita perbaiki bersama-sama,” katanya, Rabu (2/9/2020).
Pihaknya telah melakukan berbagai cara untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19 sembari tetap membuka ruang-ruang aktivitas sosial budaya ekonomi.
“Saya rasa semua masih terkendali dengan baik,” pungkas Hendi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan jika pihaknya sudah berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan pusat. Hal itu karena data Corona di Semarang untuk kasus aktif jauh di bawah 2.000 kasus.
“Terus terang kita juga kaget dengan data yang menyebutkan kota Semarang tertinggi mencapai 2.000-an kasus. Sampai saat ini kasus aktif COVID di Semarang masih jauh di bawah 2.000,” jelasnya.
Hery Priyono