blank
Koordinator Bidang Sosial LKN, Dr Reban Mirmorejo (kanan) kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) 'Mandiri' Desa Winong Kidul, yang diwakili oleh Aji Misgiyanto. Foto: Taletha

PURWOREJO (SUARABARU.ID) -Lembaga Kajian Nawa Cita (LKN) adalah lembaga nonprofit yang salah satu kegiatan sosialnya adalah membantu para petani. Salah satunya dengan cara memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan).

Melalui salah satu bidang organisasinya Nawa Cita Social Inisiatif, LKN memberikan bantuan 1.000 traktor bagi petani. Secara simbolis, alsintan  itu diserahkan oleh Koordinator Bidang Sosial LKN, Dr Reban Mirmorejo kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ‘Mandiri’ Desa Winong Kidul, Kecamatan Gebang, Purworejo,  Sabtu (22/8).

blank
Koordinator Bidang Sosial LKN, Dr Reban Mirmorejo (kanan) kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ‘Mandiri’ Desa Winong Kidul, yang diwakili oleh Aji Misgiyanto. Foto: Taletha

blank

“LKN adalah lembaga nonprofit yang mengumpulkan (collect) dana CSR dari perusahaan swasta juga mendata kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Jadi, CSR yang masuk akan dipergunakan untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan masyarakatm Kali ini kami memberikan bantuan berupa alsintan berupa  traktor.

Total berjumlah 1.000 buah yang disebar ke seluruh Indonesia. Jika ada masyarakat yang memerlukan alat lain, akan kami berikan,” jelas Reban usai memberikan bantuan di Balai Desa Winong Kidul.

Seminggu sekali, pihaknya  menargetkan akan memberikan bantuan alsintan ke berbagai daerah.  Pada tahap awal, masyarakat pun tak perlu memberikan proposal terlebih dahulu. “Masyarakat tinggal komunikasi pada tim ‘Ngingu’, apa yang mereka butuhkan,” jelas Reban.

Sebagai tambahan informasi, program ‘Ngingu’ adalah program pemberdayaan masyarakat dalam bentuk penggemukan domba secara modern.

Sementara itu, wakil dari Gapoktan ‘Mandiri’, Aji Misgiyanto menyampaikan bahwa, di desanya baru ada satu traktor. Sehingga bantuan tersebut sangat bermanfaat bagi petani setempat.

“Kami juga butuh traktor rotari untuk mencangkul tegalan, karena sawah kami hanya tadah hujan, kalau tidak menanam padi di sawah, kami menanam palawija dan lainnya di tegalan. Jadi sangat membutuhkan traktor rotari,” jelas Misgiyanto.

TALETHA-trs