KUDUS (SUARABARU.ID) – Bagi warga Kudus, Air Tiga Rasa Rejenu yang berada di lereng pegunungan Muria, mungkin bukan hal baru. Namun, sumber air yang berada di kawasan Makam Syeh Sadzali tersebut tetap menarik perhatian para wisatawan, terutama di masa bulan Suro seperti saat ini.
Ya, air tiga rasa merupakan tiga sumber mata air yang berada di salah satu jalur pendakian puncak Argopiloso Gunung Muria. Secara administratif, sumber air tiga rasa ini berada di dukuh Rejenu, Desa Japan, Kecamatan Dawe.
Untuk mencapai lokasi ini, pengunjung cukup menempuh jarak sekitar 20 km dari pusat kota Kudus atau sekitar 3 km dari makam Sunan Muria. Setelah sampai di Desa Japan, wisatawan yang mengendarai roda empat bisa parkir di lokasi yang disediakan dan meneruskan perjalanan sekitar 2 km dengan ojek.
Sumber air tiga rasasendiri sebetulnya hanya berbentuk kubangan kecil dengan diameter sekitar 20 cm dengan kedalaman 30 cm.
Pihak pengelola makam, masih membiarkan tiga sumber air tersebut terlihat alami di antara rerimbunan semak dan pepohonan. Hanya bagian lantai dan pagar yang sudah terlihat disemen.
Yang menjadikan sumber air ini unik adalah rasa airnya yang berbeda-beda. Meski letaknya berdampingan dan hanya berjarak sekitar 1 meter, namun air dari masing-masing sumber tersebut memiliki rasa sendiri-sendiri.
Sumber mata air pertama mempunyai rasa mirip stroberi agak tawar, sumber mata air kedua mempunyai rasa yang mirip dengan minuman ringan bersoda seperti ‘Sprite’, dan sumber mata air ketiga mempunyai rasa mirip tuak.
“Rasanya memang berbeda-beda,”ujar Supri, salah seorang peziarah asal Blora.
Menurut Supri, dia dan keluarganya selalu datang berombongan berziarah di makam Syeh Sadzili setelah sebelumnya berziarah dari makam Sunan muria. Usai berziarah, tak lupa Supri memenuhi tiga buah jeriken yang dibawanya dengan air dari masing-masing sumber.
“Biar dapat keberkahan, apalagi air dari sini juga sangat segar,”tandasnya.
Sementara Sarono, petugas pengurus makam menyatakan selama ini sendang Air Tiga Rasa memang dikeramatkan. Dari masing – masing sendang mempunyai rasa yang berbeda-beda, namun menurutnya rasa tesebut tergantung dari seseorang yang meminumnya.
“Banyak yang meyakini manfaat air ini seperti untuk obat, usaha, rezeki, serta kewibawaan. Jadi sebelum minum atau sebelum mandi air itu diniati dulu apa niatnya, insyaallah kalau orangnya yakin dan mantap akan di-ijabah oleh Allah,” ujarnya.
Menurutnya di semua musim, entah musim hujan ataupun kemarau air di tiga sumber mata air tersebut tidak pernah kering.
“Air tiga rasa tidak pernah habis selalu menyumber meski musim kemarau. Pengunjung yang datang biasanya juga ziarah ke Makam Syeikh Sadzali baru nanti ke Air Tiga Rasa,” tandasnya.
Karomah Syeh Sadzali
Sementara, terkait dengan keberadaan Syeh Sadzali sendiri diyakini adalah salah satu ulama besar dalam menyebarluaskan agama Islam di sekitar lereng gunung Muria. Menurut cerita turun temurun, Syeh Sadzali adalah seorang ulama yang berasal dari Timur Tengah tepatnya Baghdad Irak. Dia berkelana untuk sampai ke Tanah Jawa untuk menyiarkan agama Islam
Syeh Sadzali diperkirakan hidup sekitar satu abad sebelum era Walisongo. Dulu warga pernah menemukan batu bata kuno di area sekitar makam Syekh Sadzali yang diperkirakan dari abad 12 atau 13. Batu bata itu diduga kuat merupakan bagian dari musala yang dibangun Syekh Sadzali.
Sumber air tiga rasa sendiri diyakini menjadi salah satu karomah Syekh Hasan Sadzali. Air tiga rasa itu dulu digunakan untuk wudhu Syekh Sadzali. Air itu tidak pernah surut baik musim hujan maupun kemarau panjang dan itu merupakan bagian dari karomah wali. Dan jika diambil airnya rasanya tidak akan pernah hilang sampai berbulan-bulan
Tm-Ab