JEPARA (SUARABARU.ID)- Acara Sedekah Bumi atau yang setring disebut Kabumi sudah menjadi tradisi di tiap desa. Acara ini sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt karena berkah yang melimpah sepanjang tahun, termasuk hasil buminya.
Biasanya kegiatan Kabumi ini diadakan meriah dengan berbagai kegiatan. Namun karena pandemi, kegoiatan Kabumi diadakan secara sederhana, tak terkecuali yang dilakukan masyarakat Desa Brantak Sekarjati, Kabupaten Jepara.
Asal-usul Desa Brantak Sekarjati dalam sejarahnya tidak bisa dilepaskan dengan cerita legenda Mbah Sentono Ratu dan Mbah Suro Menggolo. Dalam cerita tutur masyarakat setempat, Mbah Sentono Ratu adalah cikal bakal berdirinya Desa Brantak Sekarjati.
Ia hidup sezaman dengan Ratu Kalinyamat, dan termasuk abdi dalem sang Ratu. Sehingga dijuluki Mbah Sentono Ratu. Karena itu Sedekah Bumi juga dalam rangka mengenang jasa-jasa kedua tokoh yang telah mendirikan desa tersebut.
Bertempat Aula Balai desa rangkaian acara Kabumi diawali dengan khataman Al-qur’an dengan mengundang Hafidz/Hafizdoh setempat. Dalam sambutannya, Petinggi Desa Brantak Musyafak mengatakan, meskipun acara Kabumi ini dilaksanakan secara sederhana, namun tidak mengurangi kekhusyukan acara.
Dalam kesempatan itu, Musyafak juga menyampaikan secara transparan penerima JPS dan BLT baik yang berasal dari Pusat, Provinsi maupun Kabupaten. Serta tetap mengingatkan untuk selalu menggunakan protokol kesehatan dengan cuci tangan, jaga jarak, dan memakai masker.
Dalam acara Sedekah Bumi tersebut masyarakat diatur bergantian datang ke balai desa dalam waktu terpisah. Sehingga acara Sedekah Bumi tersebut tidak menciptakan kerumunan.
Tampak hadir beberapa tokoh masyarakat dan tokoh agama serta lembaga desa antara lain, BPD, Bhabinsa, Babinkamtibmas, Petugas PLKB, guru , kelompok PKK, dan Ketua RT/RW.
Hadepe / ua – om