blank
FOTO BERSAMA: Ketua BPD GINSI Jateng Budiatmoko (ketiga dari kiri) berfoto bersama dengan Kakanwil Bea Cukai Jateng/DIY, Kepala Kantor Pelayanan Pabean Bea Cukai Semarang, CEO Pelindo III, dan Asisten GM PT Fuling Food Packaging Indonesia setelah peresmian PT Fuling sebagai kawasan berikat. (dok)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Badan Pengurus Daerah (BPD) Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jateng terus bersinergi dalam mendorong pertumbuhan anggota. Saat ini 103 importir telah bergabung. Di Jateng, tercatat sekitar 1.300 pengusaha yang bergerak di bidang importasi.

GINSI mengajak mereka bekerja sama dalam satu organisasi. ”Kami sebagai wadah importir merupakan mitra pemerintah untuk membangun perekonomian sehingga memiliki posisi strategis dalam menggenjot importasi di Kota Semarang dan Jateng. Perusahaan importasi asing juga telah menjadi keluarga besar kami’,” ujar Ketua Umum BPD GINSI Jateng Budiatmoko saat peresmian Kawasan Berikat PT Fuling Food Packaging Indonesia di Jl Randugarut Km 13 Tugu, Kota Semarang.

PT Fuling Food Packaging Indonesia (FFPI), jelas dia, adalah perusahaan asing pertama yang bergabung dengan GINSI Jateng. Bergabungnya perusahaan dari Tiongkok itu diharapkan bisa membuka wawasan pengusaha importasi lokal dan asing lain untuk mengikuti jejak PT FFPI. Pihaknya siap membantu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh importir.

”Kami sangat mengapresiasi PT Fuling Food Packaging Indonesia. Kami berharap bisa menambah kontribusi dan masukan kepada GINSI Jateng agar semakin berkembang dan lebih profesional. Kami juga terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait peraturan dan undang-undang importasi. Sosialisasi sangat penting,” ucap Kokok, panggilan akrab Budiatmoko.

Menurut dia, salah satu keuntungan bergabung dengan GINSI adalah kemudahan dalam mendapatkan informasi mengenai kebijakan terkini dari pemerintah. Banyak sekali importir yang belum mengetahui aturan-aturan baru.

Acara peresmian ini juga dihadiri Kakanwil Bea Cukai Jateng/DIY Padmoyo Tri Wikanto, Kepala Pelayanan Pabean Bea Cukai Semarang Sucipto, dan CEO Pelindo III Ali Sadikin. Dari Pemkot Semarang diwakili Kepala Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Ulfi Imran Basuki dan Budiharto, anggota Komisi A DPRD Kota Semarang.

Asisten GM PT FFPI Jimmy Santoso menyatakan para investor optimistis untuk mendirikan perusahaan di Kota ATLAS. Pihaknya mengucapkan terima kasih atas kemudahan birokrasi yang diberikan Kanwil Bea Cukai Jateng/DIY, Kantor Pelayanan Pabean Bea Cukai Semarang, dan GINSI Jateng.

PT FFPI merupakan produsen kemasan untuk makanan dan minuman yang seluruh produksinya diekspor ke luar negeri. Perusahaan penyumbang devisa ini telah mendapatkan fasilitas fiskal kawasan berikat per 1 Juli 2020. Setiap tahun memiliki kapasitas produksi mencapai 800 ton dengan harga bahan baku sekitar 900 dolar per ton.

Menanggapi hal itu, Kepala Kanwil Bea Cukai Jateng/DIY Padmoyo Tri Wikanto menuturkan pihaknya menjadi satu bagian dari proses pengembangan investasi ini sehingga berkomitmen penuh untuk memberikan pelayanan terbaik. ”Kami berharap agar perusahaan selalu memperbaiki kualitas proses bisnisnya,” ungkap Padmoyo Tri Wikanto. (rr)