WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Kamis (30/7), merupakan hari pertama Pasar Kota Wonogiri dibuka kembali untuk kegiatan berniaga. Meski demikian, pasca penutupan selama 4 hari, belum semua bakul melakukan aktivitas berjualan kembali.
Los buah yang menempati lokasi strategis di lantai satu bagian tengah, masih terlihat kosong. Baru sebagian kecil bakul buah yang datang berjualan. Demikian halnya di lapak penjualan tokolan (tauge), tahu dan tempe serta sayur berikut komoditas jajanan tradisional di lantai dasar sisi barat, masih sepi dari kehadiran para bakul-bakulnya.
”Belum semua bakul mulai berjualan, pengunjung pasar pun juga masih sepi,” ujar Anang dan Santi. Dua bakul yang berjualan kebutuhan bahan pokok ini, membuka dasarannya di lantai satu sisi timur los daging. Saat empat hari pasar ditutup, keduanya mengaku hanya diam di rumah saja, tidak pergi-pergi.
Tidak Mengetahui
Plt Kepala Pasar Kota Wonogiri, Yato, menyatakan, tidak mengetahui penyebab mengapa belum semua bakul memulai kegiatan. ”Sesuai surat edaran Bapak Bupati, hari ini pasar sampun bukak. Menawi bakul mboten/dereng bukak, dalem mboten mangertos (….sudah buka. Kalau kemudian bakul tidak atau belum buka, saya tidak tahu),” jelasnya.
Penegasan sama, juga disampaikan Kabid Pasar Dinas Koperasi UMKM Perindustrian Perdagangan Kabupaten Wonogiri, Agus Suprihanto. Kata Agus, semua pedagang sudah tahu kalau penutupan pasar hanya berlangsung empat hari, yakni sampai dengan Rabu (29/7) kemarin. Selanjutnya mulai Kamis (30/7) hari ini, pasar sudah buka kembali.
Berkaitan dengan Pasar Kota Wonogiri yang dibuka kembali, kepada para bakul dan pengunjung pasar harus disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan wabah virus corona. Demikian dikemukakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, selaku Pimpinan Pusat Komando Pengendalian (Puskodal) Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Corona Virus Disease (Covid)-19 Kabupaten Wonogiri.
Kesadaran Kolektif
”Harus memiliki kesadaran kolektif untuk menerapkan protokol kesehatan. Itu menjadi prioritas bagi para pedagang dan pengunjung pasar,” tegas Bambang Hanryanto.
Seperti diberitakan, pasar tradisional berlantai tiga tersebut, sejak Minggu (26/7) sampai dengan Rabu (29/7), ditutup dari segela aktivitas jual beli dan kegiatan perniagaan. Penutupan pasar tradisional terbesar di wilayah Jateng selatan ini, didasarkan pada surat edaran Bupati Wonogiri.
Tujuannya, sebagai upaya membebaskan Pasar Kota Wonogiri agar tidak menjadi klaster baru penularan corona. Sebab, sebelumnya ada orang positif corona yang melakukan aktivitas secara intens di Pasar Kota Wonogiri. Selama penutupan, Gugus Tugas melakukan penyemprotan disinfektan secara massal, dalam kiat memutus mata rantai penularan Covid-19.
Bambang Pur