MAGELANG (SUARABARU.ID)– Di tengah masa pandemi covid-19 seperti saat ini, seluruh kegiatan belajar mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi dilaksanakan secara daring. Untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar tersebut, diperlukan adanya sarana layanan internet yang terhubung melalui gawai atau laptop.
Namun, bila tempat tinggal para siswa maupun mahasiswa yang tinggal di daerah yang sulit menangkap sinyal internet, bagaimana mereka mengatasi kendala tersebut.
Seperti yang dilakukan tiga remaja asal Dusun Nalan II, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, yakni, Teara Noviyani Sekar Melati (19) mahasiswa jurusan manajemen, Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) bersama adiknya Siti Salma Putri Salsabila (13) pelajar kelas 2 siswi MTs Negeri 1 Magelang dan saudara sepupunya, Fitri Zahrotul Mufidah (15), siswi SMK Ma’arif 1 Ngluwar.
Mereka bertiga sejak empat bulan terakhir, setiap hari harus mencari sinyal internet sejauh satu kilometer dari rumahnya di Dusun Nalan II, Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, ke pinggir jalan desa tepatnya di Desa Bigaran, Kecamatan Borobudur guna menyelesaikan tugas kuliah dan sekolahnya.
Hal itu dilakukan tiga gadis remaja ini karena di tempat tinggalnya yang ada di lereng Pegununan Menoreh dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kulonprogo, DIY tersebut, sinyal internet sangat jelek.
Selain harus “ngungsi” sejauh satu kilometer dari rumahnya, saat mengerjakan tugas kuliah dan sekolah secara daring, mereka bertiga mengerjakannya di pinggir jalan desa yang menghubungkan Desa Bigaran menuju Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur.
Ujian di Pinggir Jalan
Di pinggir jalan desa tersebut, mereka bertiga hanya beralaskan rerumputan yang tumbuh di pinggir jalan mengerjakan tugas kuliah dan sekolah dengan menggunakan perangkat laptop atau gawai.
Bila siang hari dan terik matahari mulai menyengat kulitnya, mereka bergeser beberapa meter ke arah sebuah ladang untuk berteduh di bawah rerimbunnya pepohonan.
Teara Noviyani Sekar Melati mengaku, selama mengerjakan tugas kuliah di lokasi tersebut tidak ada yang mengganggunya. Hanya saja saat mengerjakan tugas ujian tengah semester, dirinya sempat terganggu konsentrasinya.
“Sedikit kendala yang saya alami, karena saat saya mengerjakan tugas ujian tengah semester beberapa orang yang kebetulan lewat dan menyapa, sehingga membuat konsentrasi terganggu sedikit,” aku mahasiswi semester II Fakultas Ekonomi Bisnis jurusan manajemen Unimma ini.
Anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Sutejo dan Komaroyani ini mengatakan, sebenarnya di dekat rumahnya atau hanya berjarak 100 meter dari rumahnya ada fasilitas layanan internet wifi di Balai Ekonomi Desa ( Balkondes) Kenalan.
Namun, fasilitas internet balkondes yang didirikan oleh salah satu BUMN tersebut tidak berjalan secara mulus dan jam operasional layanan wifi di balkondes tersebut tidak 24 jam penuh. Sedangkan tugas-tugas kuliahnya kadang mendadak hingga larut malam.
“Layanan wifi di Balkondes Kenalan tidak tentu jam operasionalnya. Sedangkan, untuk jadwal kuliah ada yang pukul 07.00 WIB hingga sore hari,” ujarnya.
Teara menambahkan, bila ia bersama adik serta sepupunya mengerjakan tugas kuliah dan sekolah di pinggir jalan hingga sore hari, ibunya , Ny Komaroyani, selalu menjenguknya sambil membawakan makanan atau minuman. Karena, jadwal kuliah secara daring tersebut diikuti kadang hingga sore hari.
“Kadang kalau pas tidak ada jadwal kuliah saya menyempatkan pulang sebentar untuk mengisi baterai telepon atau laptop. Kemudian, pergi lagi ke pinggir jalan desa di Desa Bigaran untuk menyelesaikan tugas kuliah,” ujarnya.
Ia menambahkan, dalam satu minggu jadwal kuliah secara daring lima hari kuliah daring. Sedangkan jadwalnya tidak menentu. Yakni ada yang jam 07.00 WIB, 08.00 WIB dan setiap hari Kamis jadwalnya penuh. Mulai jam 07.00, 10.00 dan jam 11.00 WIB
Selama empat bulan terakhir mengerjakan tugas kuliah di pinggir jalan, dirinya mengaku tidak mengalami kendala yang berarti. Meskipun, rasa waswas tetap menghantuinya.
“Perasaan takut sempat juga saya rasakan, yakni menjelang lebaran kemarin. Karena adanya isu gangguan kriminalitas yang terjadi di beberapa daerah. Apalagi, saya bertiga mengerjakan tugas di pinggir jalan desa yang jauh dari keramaian. Tapi, Alhamdulillah semuanya aman-aman saja hingga saat ini ,” katanya.
Ia sangat berharap, layanan internet bisa menjangkau wilayah desanya yang ada di lereng Pegunungan Menoreh, sehingga semua pelajar yang ada di desanya tersebut dapat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar secara daring dengan lancar dan aman.
Yon-trs
Ada foto