blank
Suasana Webinar "Keluarga sebagai Komponen Kunci Pencegahan Stunting : Kisah Sukses Wonosobo" yang digelar Danone Indonesia dan Bappeda setempat. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ketua TP PKK Jawa Tengah Atiqoh Ganjar Pranowo mengatakan saat ini, anak-anak di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam pemenuhan nutrisi seimbang. Kegagalan dalam pemenuhan gizi seimbang ini dapat mengakibatkan malnutrisi kronis yang bisa berujung menjadi stunting.

“Untuk mencegah prevalensi salah gizi pada anak, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga masyarakat, hingga keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil,” katanya.

Atiqoh Ganjar Pranowo mengatakan hal itu dalam Webinar “Keluarga Sebagai Komponen Kunci Pencegahan Stunting : Kisah Sukses Wonosobo”, yang digelar Danone Indonesia bersama Bappeda Wonosobo, Rabu (15/7).

Selain menghadirkan Atikoh Ganjar Pranowo, Webinar juga diisi
Dr Ir Dwi Hastuti MSc (dosen FEMA IPB),
Tarjo SSos MSi (Kepala Bappeda Wonosobo),
Karyanto Wibowo (Sustainable Development Director Danone Indonesia) dan
Dr Yulianto Prabowo, MKes (Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah).

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 31,22 persen balita di Provinsi Jawa Tengah masih mengalami kondisi stunting, termasuk tersebar di 15 desa stunting di Wonosobo.

Menurut Atikoh, keluarga berperan tidak hanya untuk mencegah stunting, tetapi juga membentuk kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan.
Kualitas nutrisi yang dikonsumsi anak sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi hingga pengetahuan keluarga di rumah.

“Kami mengapresiasi kemitraan antara pemerintah, swasta, dan lembaga kemasyarakatan yang telah bersama-sama mendukung peran keluarga untuk mendukung kualitas kesehatan anak-anak sebagai pemimpin masa depan dan generasi yang lebih maju,” tegasnya.

Isu Komplek

blank
Anak-anak di Wonosobo yang berusaha di entaskan dari kondisi stunting guna membangun generasi masa depan yang unggul. Foto : SB/Muharno Zarka

Kondisi stunting, sambungnya, merupakan isu kompleks yang berakar pada masalah infrastruktur, sanitasi, edukasi dan pengetahuan mengenai kesehatan di tingkat keluarga.

“TP PKK Jateng yang memiliki perpanjangan stunting hingga tingkat keluarga, menaruh perhatian penting pada kualitas nutrisi termasuk pola makan gizi dan seimbang yang dikonsumsi anak untuk pencegahan stunting,” terangnya.

Kemitraan antara pemerintah, swasta, dan lembaga kemasyarakatan yang telah bersama-sama mendukung peran keluarga untuk mendukung kualitas kesehatan anak-anak sebagai generasi yang lebih maju, sangat baik,” cetusnya.

Terlebih, katanya, pada masa pandemi Covid-19 di mana anak-anak lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Peran dan tanggungjawab keluarga dalam memenuhi kebutuhan anak dan mencegah stunting menjadi lebih penting daripada sebelumnya.

“Seorang anak memiliki hak bertumbuh dan berkembang yang harus dipenuhi dan didukung oleh keluarga, masyarakat dan negara. Faktor keluarga mulai dari pengetahuan nutrisi sejak dini, pengurangan tingkat kemiskinan, hingga peningkatan pendidikan perempuan akan sangat membantu memastikan anak mendapatkan hak akan nutrisi yang seimbang,” paparnya.

Dr Ir Dwi Hastuti MSc, Kepala Divisi Perkembangan Anak Departemen IKK FEMA IPB (Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor), mengatakan dalam pencegahan stunting, keluarga berperan dalam menurunkan beban masalah gizi, menyediakan makanan bergizi seimbang dan berkualitas, hingga memastikan diterapkannya pola asuh berkualitas di keluarga. t

“Menyadari peran penting keluarga dalam pencegahan stunting, Danone Indonesia bermitra dengan Pemprov Jateng, Pemkab Wonosobo dan LSM dalam membentuk program pencegahan stunting berbasis keluarga pada tingkat desa. Kerjasama ini telah dilakukan di Desa Pagerkukuh, Ngadimulyo, Bejiarum, Pagerejo, Reco, dan DPulosaren di Wonosobo,” bebernya.

Edukasi PHBS

blank
Ketua TP PKK Provinsi Jateng, Atiqoh Ganjar Pranowo. Foto : SB/Muharno Zarka

Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia, menambahkan kemitraan ini berfokus pada edukasi 1000 hari pertama kelahiran kehidupan, Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan gizi seimbang dengan “Isi Piringku” di level keluargadan juga WASH (Water Access Sanitaion HygineSanitation and Hygiene).

“Sejalan dengan visi one planet, one health, Danone Indonesia melalui Divisi kategori Specialized Nutrition dan Waters ingin membawa kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat di Indonesia melalui penyediaan nutrisi maupun pelaksanaan program berkelanjutan, termasuk di Wonosobo.

Melihat tantangan yang dihadapi oleh keluarga di beberapa desa, kami hadir dan membantu terlaksananya 12 program yang berkelanjutan yang terkait dengan jaringan air bersih, pembangunan jamban sehat, budidaya sayur pekarangan, sistem database stunting, hingga Sekolah Lapang Keluarga Sehat.”

Secara keseluruhan, kemitraan antara Danone Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas PUPR Provinsi Jawa Tengah, dan mitra LPTP (Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan) telah mendukung pencegahan stunting di total 436 Keluarga dan 13 Posyandu di Provinsi Jawa Tengah.

Hal ini juga menambah komitmen Danone Indonesia dalam pencegahan stunting di Indonesia termasuk program “Isi Piringku” dan WASH yang telah berjalan di 5 Kabupaten/ Kota di Jaten yakni Klaten, Kulonprogo, Bantul, Kota Yogyakarta, Wonosobo, Sleman dan replikasi program aksi cegah stunting di 19 Kabupaten/Kota di Ja teng.

Pencehagan stunting ini tidak akan berjalan efektif tanpa kolaborasi multipihak yang dilakukan antara pemerintah, sektor swasta, hingga lembaga kemasyarakatanswadaya masyarakat.

“Dengan kisah sukses pencegahan stunting di Wonosobo ini, kami berharap lebih banyak pihak yang terinspirasi, berkolaborasi mendukung upaya dan peran penting keluarga dalam memastikan anak mendapatkan nutrisi seimbang yang berkualitas serta menjaga perilaku hidup bersih dan sehat,” tutup Karyanto.

Muharno Zarka-Wahyu