SEMARANG – Prodi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Unissula menggelar diskusi via daring tentang rekonstruksi keuangan Usaha Kecil Menengah (UKM) di masa krisis pandemi Covid 19 yang dilaksananakan 11 Juli 2020. Sebanyak 315 peserta baik dari kalangan dosen dan mahasiswa berbagai perguruan tinggi serta para praktisi UKM ikut berpartisipasi dalam webinar tersebut.
Tampil sebagai narasumber yakni Dr Sri Hartono SE MSi (Dosen Manajemen FE Unissula), Yusqi Machfud SE MM (Dosen FE Unsiq Wonosobo), dan Drs Ahmad Mujahid MS (Direktur KSPPS Binama).
Menurut Sri Hartono kondisi Indonesia di 2020 akibat pandemi Covid-19 ini berbeda dengan krisis keuangan pada tahun 1998. Saat ini, UMKM lah yang paling terdampak terutama sektor mikro. Oleh karenanya diperlukan upaya pemulihan UMKM, salah satunya dalam hal pengelolaan keuangannya. Ia menawarkan tiga bentuk restrukturisasi, yakni restrukturisasi finansial, portfolio/aset, dan restrukturisasi manajemen. Khususnya pada bentuk restrukturisasi kedua, Sri Hartono menyatakan perlunya melakukan substitusi aset yang tidak produktif, serta konversi unit bisnis dan aset non likuid.
Menurut Yusqi Machfud, pelaku UKM yang termasuk kategori miskin dan rentan terdampak Covid-19 perlu diupayakan sebagai penerima bansos dari Pemerintah. Kemudian, pemberian insentif pajak bagi pelaku UKM dengan omzet di bawah Rp 4,8 miliar per tahun, relaksasi dan restrukturisasi kredit, dan perluasan pembiayaan modal kerja bagi 23 juta UKM di Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian, Lembaga BUMN, dan Pemerintah Daerah dikatakan harus bertindak menjadi penyangga dalam ekosistem UKM.
Sementara itu Ahmad Mujahid, praktisi dari lembaga keuangan Syariah tersebut menyampaikan peran strategis lembaga keuangan untuk pemulihan UKM yang terkena dampak krisis pandemi. Lembaga keuangan dibutuhkan untuk dapat melakukan percepatan pemulihan UKM, agar dampak dari krisis ini tidak terlalu lama dirasakan oleh masyarakat. Ahmad Mujahid menyatakan bahwa di masa pandemi Covid 19 ini, pihak Lembaga keuangan telah melakukan restrukturisasi kredit/pembiayaan terhadap nasabah. Ini bertujuan untuk membantu UKM yang terkena dampak Pandemi Covid 19 agar bisa lebih longgar dalam membayar kewajibanya kepada Lembaga Keuangan. “Harapannya, dana yang ada bisa dimanfaatkan untuk mendukung operasional usaha agar UKM mampu bertahan di masa krisis”, ungkapnya.
Ketua panitia Dr Tri Wikaningrum SE MSi dari P4M (Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) FE Unissula menyatakan bahwa diskusi interaktif terkait upaya membumikan nilai nilai Islam untuk merekonstruksi berbagai konsep pada praktek manajemen dalam bisnis akan dilaksanakan tiap Sabtu jam 9-12 via daring, hingga akhir bulan Agustus. Diharapkan hasil diskusi ini akan memberikan insight bagi pelaku bisnis dan akademisi untuk berkontribusi pada perwujudan peradaban masyarakat berdasar nilai nilai etis Islami.
Diskusi interaktif menyimpulkan bahwa krisis kesehatan dan krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi ini harus diatasi secara bersamaan. Ketidakpastian kapan pandemi akan berakhir, meningkatkan pentingnya sinergi berbagai pihak. Khususnya pihak Pemerintah dan lembaga keuangan harus melakukan upaya strategis yang jelas, sistematis dan terukur dalam membantu UKM. Berdasarkan data tahun 2018, UMKM Indonesia memberikan kontribusi terhadap PDB sekitar 57,3%. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa perekonomian Indonesia akan lebih cepat pulih melalui ketangguhan UMKM bertahan di masa krisis ini.