blank
Relawan BPBD Kudus yang bertugas memakamkan jenazah pasien Covid-19 terlihat berisitirahat di tandon air. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Sejumlah relawan BPBD Kudus yang bertugas melakukan pemakaman jenazah pasien Covid-19 peroleh penghargaan dari BNPB. Penghargaan ini menyusul foto dan videonya yang viral setelah tidur di dalam tandon air.

“Foto dan videonya viral sehingga mendapat simpati dari BNPB. Dan BNPB berniat memberikan penghargaan pada relawan-relawan kami,”kata Kepala BPBD Kudus Bergas C Penanggungan saat ditemui wartawan di pendapa Kabupaten Kudus, Jumat (26/6).

Bergas menuturkan pemberian penghargaan itu semula akan diberikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Nasional pada Kamis (25/6) malam secara virtual. Bergas mengatakan pihaknya diminta untuk menyiapkan 13 nama relawan yang tergabung dalam tim pemulasaraan jenazah Covid-19.

“Kita menyiapkan data 13 relawan, itu data sudah kami kirim tadi malam. Kita menunggu saja. Informasi Pusdalops penghargaan secara virtual akan disampaikan oleh gugus nasional,” ujarnya.

Bergas menyebut penghargaan ini merupakan apreasiasi atas dedikasi para relawan dalam penanganan jenazah pasien Corona. Selain itu mereka juga dengan tulus bekerja demi kemanusiaan.

Sementara, Kristanto, relawan yang fotonya tidur di tandon air menjadi viral mengungkapkan, awalnya memang dia memilih tidur di tandon air karena berniat isolasi diri menyusul aktifitasnya menjadi tim pemakaman jenazah pasien Covid-19. Namun, pada kelanjutannya tindakan tersebut hanya sebagai upaya agar bisa beristirahat nyaman.

“Sebenarnya di markas BPBD Kudus cukup nyaman, dan bahkan ber AC. Tapi, kalau malam teman-teman sering begadang dengan berkaraoke. Karena saya ngantuk, ya akhirnya milih tempat yang sepi di dalam tandon air,”kata Kristanto sembari terkekeh.

Hal tersebut, kata Kristanto tidak menjadi masalah. Karena memang  hubungan para relawan saat berada di posko BPBD memang cukup akrab. Aktifitas semacam itu adalah sarana mengusir kebosanan setelah bertugas.

blank
Para relawan Covid-19 BPBD Kudus saat mencuci APD usai digunakan untuk pemakaman jenazah pasien Covid-19. foto:Suarabaru.id

Tak Mengharap Penghargaan

Sementara, Mbah Bejo, relawan BPBD lainnya mengungkapkan, sejak pandemi Covid-19 ini, para relawan BPBD memang ditugaskan untuk ikut serta membantu pemakaman  jenazah pasien Covid-19. “Ini karena dulu awal pandemi, banyak yang takut untuk menguburkan jenazah pasien Covid-19,”ujarnya.

Saat ini, kata Mbah Bejo, para relawan BPBD Kudus sudah terbiasa dengan tugas memakamkan jenazah pasien Covid-19. Begitu ada informasi dari RS, tim relawan BPBD langsung bertolak melakukan tugas.

“Untuk jumlah pemakaman kami lupa. Tapi, paling banyak sehari empat kali pemakaman,”ujarnya.

Mbah Bejo mengungkapkan, awalnya banyak relawan yang takut atau khawatir tertular Covid-19. Namun, setelah mengetahui bagaimana proses pemulasaran jenazah Covid-19, para relawan mulai yakin kalau jenazah yang dikuburkan sudah tidak menularkan virus lagi.

“Dengan pemulasaran khusus, kami sudah tidak khawatir lagi. Dan kami juga mengimbau masyarakat tak perlu ada  penolakan jenazah Covid-19 lagi,”ujarnya.

Terkait dengan penghargaan dari tim Gugus Tugas Nasional, Mbah Bejo menyampaikan kalau sebenarnya hal tersebut tidak penting baginya. Sebab, tujuan bergabung sebagai relawan ini adalah ikhlas untuk kemanusiaan.

“Ya bagi kami sebenarnya tidak penting. Toh selama ini kami bekerja tanpa bayaran. Tapi kami tetap mengapresiasi apa yang diberikan Gugus Tugas Nasional tersebut,”tandasnya.

Tm-Ab

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini