blank
Komandan SAR Nelayan Lawet Perkasa Ayah, yang juga Ketua HNSI Kabupaten Kebumen Bejo Priyono.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – SEJAK 15 Februari 2020 tanggung jawab Bejo Priyono (52) yang dikenal sebagai Komandan Tim SAR Nelayan “Lawet Perkasa” Kebumen, semakin bertambah. Sebab sejak itu dia mendapat amanah sebagai Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kebumen.

Dengan jumlah anggota nelayan sekitar 2.500, tersebar di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI), yaitu TPI Pasir, TPI Karangduwur, TPI Argopeni,  TPI Logending  semuanya di Kecamatan Ayah. Lalu TPI Criwik Kecamatan Puring , TPI Tegal Retno Petanahan, TPI Tanggulangin Klirong dan paling timur ada TPI  Rowo, Kecamatan Mirit.

Saat terpilih menjadi Ketua HNSI Kebumen, ayah dua putri ini pun memiliki misi mendorong nelayan profesional sekaligus berakhlak mulia serta mandiri. Sedangkan programnya ingin menyejahterakan nelayan dan akan mengusulkan kebutuhan sarana dan prasarana nelayan, terutama alur masuk keluar perahu dan tempat parkir perahu, kepada Pemerintah.

blank
Bejo Priyono yang tinggal di Desa Karanduwur, Kecamatan Ayah, Kebumen, bersama istri dan anak perempuannya.(Foto:SB/Ist)

Dia mengakui, selama ini para nelayan Kebumen hidup dengan penuh suka duka. Mengingat tantangan gelombang pantai selatan cukup tinggi. Bahkan ombak yang besar kerap menerpa nelayan. Tak heran Tim SAR nelayan selalu siap siaga 24 jam.

Belum lagai pasang surut musim ikan saat gelombang ekstrim. Kadang bisa melaut atau menjaring ikan selama dua sampai tiga bulan, namun di musim pacelik atau ombak tidak bersahabat, bisa sampai berbulan-bulan menganggur.

Itulah sebabnya  suka duka nelayan pantai Kebumen terjadi saat musim panen. Betapa bahagianya setiap hari mendapatkan penghasilan lumayan besar. Namun manakala cuaca tidak bersahabat dan musim paceklik tidak ada hasil. Apalagi saat angin besar dan gelombang tinggi praktis harus berhenti melaut.

Produksi tangkapan nelayan  Kebumen pun juga pasang surut dan naik turun. Pada 2015 produksi ikan dan berbagai jenis hasil laut 2.669.750 kg senilai Rp 77 miliar. 2016 hasil tangkapan ikan naik 4.101.151 kg tetapi nilainya turun menjadi Rp 44 miliar.

Menurut Bejo mengutip data dari HNSI Kebumen, pada 2017 produksi  1.859.133 kg senilai Rp 65 miliar, 2018 naik lagi produksinya menjadi 11.119.396 senilai Rp 91 miiar, dan pada 2019 lalu produksinya  4.220.618 senilai Rp 113 miliar. Jenis produksi hasl laut ada udang lobster, udang jerbung , ikan bawal, layur, tongkol. Yang berharga tinggi dan bernilai ekspor ada udang lobster, bawal  dan udang jerbung.

blank
Bejo Priyono selaku Ketua HNSI Kebumen diundang menghadiri Rapat Pleno DPRD Kebumen.(Foto:SB/Ist)

.

Maka untuk menyambung hidup saat musim paceklik dan gelombang tinggi, nelayan Kebumen selama ini memiliki sambillan beternak, bertani dan berococok tanam.Sebab bila mengandalkan 12 bulan melaut jelas tidak bisa.”Untuk itu kami berharap sarana pendaratan perahu  nelayan diperbaiki, utamanya di lokasi pendaratan ikan dan keluar masuk perahu agar nelayan aman saat mendarat dan melaut,”ujar Bejo.

Lalu apa saja kegiatan HNSI? Menurut Bejo, HNSI  bekerja sama dengan rukun nelayan, ketua kelompok usaha bersama (KUB), memantau stabilitas harga di tiap TPI serta memberikan pembinaan kepada nelayan lewat rukun nelayan dan KUB.

Komper Wardopo