blank
Salah satu kegiatan bersama anak di luar rumah dan jauh dari keramaian selama pandemi covid -19. Foto: ant

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Hari ini sebagian lokasi wisata di Jakarta mulai dibuka, mulai dari museum dan galeri, tempat wisata pantai Kepulauan Seribu di Jakarta Utara, taman margasatwa hingga fasilitas olahraga indoor dan outdoor.

Kemudian, dalam dua hari ke depan pusat perbelanjaan juga akan dibuka, namun tidak untuk fasilitas bermain anak dan tempat usaha di dalam pusat perbelanjaan yang berpotensi menimbulkan kerumuman.

Apakah kebijakan ini serta merta membuat para warga ibu kota beranjak dari rumah dan mengajak serta keluarga mereka berlibur mengingat selama dua bulan terakhir terisolasi di dalam rumah akibat pandemi covid-19?

Andhika Dwi (36), editor di salah satu media bisnis daring di Jakarta mengatakan tidak berniat mengajak keluarganya bepergian sementara waktu ini. Dia masih belum merasa aman bepergian ke tempat-tempat umum karena kasus covid -19 masih terjadi di Indonesia.

Enggak (ke lokasi wisata). Selama PSBB, (kami) sekeluarga di rumah saja, ngeri. Anak juga sudah dikasih pengertian kalau ada virus, dia juga paham sekarang enggak bisa ke mal dulu, jalan-jalan karena ada virus,” kata dia saat dihubungi ANTARA, Sabtu.

Andhika menuturkan selama ini dia dan keluarganya menghabiskan waktu di rumah, melakukan beragam kegiatan semisal berolahraga pagi. Sesekali dia bersepeda namun menghindari kerumuman orang.

Dia bersyukur anaknya yang kini berusia 7 tahun tidak rewel minta berlibur. Sang buah hati juga patuh menerapkan perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan usai dari luar atau memegang sesuatu. “Dia ngerti jadi no problemo, bahkan selalu pakai masker kalau keluar rumah dan cuci tangan kalau habis dari luar (rumah) atau memegang sesuatu dari luar rumah,” tutur Andhika yang berencana mengunjungi Taman Safari dan pusat perbelanjaan kawasan Pondok Indah jika kasus covid-19 sudah terkendali.

Cari alternatif

Hal senada juga diungkapkan, Herman. Ayah dua orang putra yang masing-masing berusia 7 tahun dan 2 tahun ini memilih berwisata ke kawasan alam yang sepi, menghindari kerumuman bersama keluarganya. “Naik ojek saja walaupun ada partisi gua enggak berani. Palingan jalan ke alam yang sepi enggak ada orang, kayak ke taman kota yang sepi atau kalau ada orangnya jaraknya jauh-jauh,” kata dia yang tinggal di kawasan Cijantung, Jakarta Timur itu.

Dia mengaku beruntung karena tak jauh dari lokasi tinggalnya ada kawasan kebun yang pemiliknya memelihara kambing, sehingga bisa sesekali mengajak putranya ke sana untuk sekedar bermain. “Untungnya di sekitar rumah gua, banyak kebon yang ada kambingnya. Jadi kalau (anak) bawel tinggal diajak ke kebon,” kata Herman yang berprofesi sebagai jurnalis di Jakarta itu.

Selain berkegiatan di alam, Herman juga memilih membelikan beragam mainan walau memang dia rasa cukup boros. Namun, ini cenderung aman ketimbang mengajak anak ke pusat keramaian.

“Beli kolam renang balon biar betah, mainan-mainan. Agak boros tapi daripada dia (anak) ngadat minta ke mal. Terpaksa juga jatah dia bermain menggunakan smartphone yang biasamya seminggu sekali menjadi tiga kali,” papar dia.

Setali tiga uang dengan kedua bapak, Hariman Chalid, humas di salah satu jaringan bioskop di Indonesia juga memilih tak bepergian ke tempat-tempat keramaian sementara ini. “Di rumah saja. Belum berani ke tempat-tempat keramaian, kecuali kalau benar-benar harus ke sana seperti tempat ibadah,” kata Hariman yang tinggal di kawasan Kebon jeruk, Jakarta Barat.

Pria yang dikaruniai dua orang buah hati yang masing-masing berusia 7 tahun dan 4 tahun itu selama masa pandemi COVID-19 lebih banyak mengajak anak-anak berolahraga, belajar atau menonton bersama.

Beri pengertian

 

Sama seperti para bapak, beberapa ibu juga memutuskan hal sama seperti misalnya Umaya khusniah dan Ecka Pramita. Mereka memberi pengertian kepada anak-anak mengenai covid-19 dan bahayanya. Untuk mengusir rasa bosan, keduanya juga aktif mengajak sang buah hati bermain bersama misalnya mandi bola.

“Di rumah saja sebenarnya, karena ada anak kecil. Takut kena karena kita enggak tahu daya tahan anak sampai mana. Parno kalo anak sakit. Kami selama corona menemani main saja si rumah,” kata Umaya yang dikaruniai seorang putri berusia 4 tahun.

“Aku enggak ada sama sekali rencana jalan-jalan sama anak ke tempat wisata, mal, taman dan sejenisnya. Selama 3 bulan ini anak di rumah saja tidak kemana-mana. Main di kompleks pun juga enggak. Alhamdulillah enggak rewel, dari awal dia tahu ini virus berbahaya jadi ngikutin perkembangannya,” ujar Ecka.

Menurut Ecka, anak-anak termasuk kelompok usia rentan terinfeksi SARS CoV-2. Mereka bisa tertular tanpa gejala, yang bisa menjadi carrier atau pembawa. Kondisi ini semakin riskan jika di rumah ada orang tua yang berusia lanjut.

Ant-trs

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini