blank
Juri bicara GTPP Covid-19 Jepara, dr. M. Fahruddin

JEPARA (SUARABARU.ID) – Dari Rapid Test yang dilakukan secara masif – agresif, antara lain terhadap petugas medis di berbagai Puskesmas, didapati 16 orang petugas medis yang bertugas  di Puskesmas Nalumsari,  Welahan 1 dan Jepara  yang  reaktif atau terpapar.

Mereka mulai kemarin harus menjalani isolasi mandiri  sambil menunggu hasil pemeriksaan swab untuk mengetahui kepastiannya apakah terjangkir virus corona atau tidak.

Baca Juga: Sehari, 1.043 Orang Positif Corona, Maknanya…

Disamping itu terdapat 1 orang tenaga medis asal Jepara yang bertugas di fasilitas kesehatan di  Kudus yang sudah terkonfirmasi postif covid-19 bersama suami dan anaknya. Sebelumnya 9 orang staf RSUD RA Kartini harus menjalani isolasi mandiri karena kontak langsung dengan pasien yang dirawat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Jepara, dr. M. Fahruddin saat mengelar jumpa pers di media center Diskominfo Jepara.

“Pemerintah Kabupaten Jepara telah menyiapkan tempat isolasi di  sebuah hotel di  Bandengan. Namun hanya 5 yang memanfaatkan tempat isolasi ini dan 11 orang memilih melakukan isolasi mandiri di rumah “ ujar Fahrudin.

Fahruddin juga menjelaskan, sementara untuk rapid tes tenaga medis di puskesmas lain baru akan dilakukan penjadwalan. “Untuk sementara diproritaskan untuk  wilayah yang memiliki sumber penularan lokal,” ujar Fahrudin. Beberapa puskesmas dilakukan rapid test hari ini namun hasilnya belum diketahui, tambahnya.

Pemeriksaan skrening awal dengan rapid test ini dilakukan setelah Jepara masuk dalam daerah  transmisi lokal. Artinya terjadi penularan antar penduduk Jepara sendiri. Bukan dari warga luar.

“Dari peta penyebaran dan perkembangan covid 19 Jepara dapat dilihat jika sebelum dan awal lebaran terdapat 11 pasien positif yang tertular dari para pelaku perjalanan atau pemudik,” ungkapnya

Namun setelah lebaran, mulai pasien nomor  12 sampai pasien nomor 48 nampak bahwa penyebaran di lokal Jepara telah terjadi,” ujar Fahruddin yang kemudian dipetakan dalam klaster-klaster.

“Klaster Welahan yang berada di desa Welahan dan Teluk Wetan masih menempati posisi terbanyak, disusul dengan klaster Pecangaan dan pasar termasuk pedagang ikan” ujarnya.

Menurut Fahruddin, penambahan jumlah pasien sebanyak 13 hari ini tidak perlu disikapi dengan perasaan panik. “Temuan kasus itu salah satunya adalah karena dilakukannnya pemeriksaan rapid test masif agresif serta treccing atas kasus yang muncul,” tambah Fahruddin.

Namun demikian kita harus terus mengembangkan kewaspadaan dan sikap hati-hati.  Hindari kerumunan,   selalu pakai masker serta cuci tangan merupakan kebiasaan baru yang harus menjadi perilaku bersama, pintanya.

Hadepe – Ulil Abshor

blank

blank

blank

blank