JEPARA(SUARABARU.ID) – Untuk memastikan penyebab kematian almarhum Sintia Wulandari (23) yang kemarin sore ditemukan tewas di kamarnya, Polres Jepara melibatkan tim forensik dari Polda Jateng.
Pemeriksaan jenazah dilakukan pagi tadi di RSUD RA Kartini Jepara. Sedangkan pemeriksaan visum luar semalam telah dilakukan oleh dr Mutia dari Puskesmas Kedung.
Kapolres Jepara AKBP Nugroho Tri Nuryanto, membenarkan hal tersebut. “Saat ini kami terus melakukan penyelidikan terhadap tewasnya korban. Semoga dapat cepat terungkap. Doakan kasus ini dapat segera terungkap,” ujarnya.
Sedangkan Petinggi Dongos, M. Sholeh kepada SUARABARU.ID menjelaskan, setelah pemeriksaan jenazah dari RSUD RA Kartini, jenazah Sintia langsung dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Dongos jam 09.40.
Baca Juga: Diduga Dibunuh Usai Shalat, Gadis Cantik Ditemukan Tewas di Dalam Rumah
Sebagaimana telah diberitakan SUARABARU.ID, menjelang maghrib kemarin, Sintia Wulandari (23) ditemukan di kamar rumahnya di wilayah RT 01 RW01 Desa Dongos Kecamatan Kedung Jepara dalam kondisi meninggal dunia. Korban meninggal diketahui pertama kali oleh kedua kakaknya, Agus dan Sri Indiyati ketika pulang dari bekerja.
Kedua kakak korban bekerja di pabrik garmen sehingga korban sering sendirian di rumah. Sedangkan Sintia bekerja pada usaha online di Desa Wanusaba, Kecamatan Kedung. Korban ditemukan dalam posisi miring dan dari mulut korban keluar darah.
“Almarhum saat ditemukan masih mengenakan mukena bawah. Sepertinya ia habis shalat,” ujar salah satu tetangga dekat korban yang ikut melihat jenasah pertama kali.
Sedangkan kendaraan Vario 150 CC warna putih milik korban bersama handphone merk OPPO diduga dibawa kabur pelaku.
Baca Juga: Polisi Tidak Mau Berspekulasi Pelaku Pembunuh Sintya Wulandari
Sebab kendaraan yang baru saja dibeli tersebut tidak ada di rumah. Diduga gadis yang tinggal bertiga dengan kakaknya, Agus dan Sri Indayati (33) di rumah tersebut, tewas karena pembunuhan.
Tiga bersaudara ini tinggal serumah. Kedua orang tuanya telah meninggal. Ayahnya yang bernama Sarjo telah meninggal 10 tahun lalu. Sedangkan ibunya yang bernama Namah meninggal 2 tahun yang lalu.
Hadepe/Ulil Abshor