SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kejadian mengharukan sekaligus membanggakan tergambar di rumah dinas Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo di Puri Gedeh, Senin (11/5/2020). Saat itu terlihat ada dua orang renta Mbah Sumiati Sastro Kaelan (69) dan Setyabudi Sutanto (72), sambil membawa kardus besar yang dibopongnya dengan susah payah.
Semangat embah-embah ini patut diacungi jempol. Bukan karena tetap enerjik di usia senja, namun kepedulian sosialnya yang masih membara begitu membanggakan.
Pasangan suami istri berusia lanjut asal warga Jalan Sidorejo, Dr Cipto, Semarang itu, sengaja mendatangi rumah dinas Ganjar Pranowo, untuk menyampaikan bantuan. Tak banyak yang diberikan, hanya masker kain sebanyak 100 buah dan uang tunai sebesar Rp 500.000.
BACA JUGA : Ganjar Segera Kirim Bantuan untuk Perantau di Jakarta
”Niki kulo mbeto masker. Niki duit sekedik monggo ditompo (ini saya bawa masker, ini uang sedikit silakan diterima-red),” kata Sumiati, saat bertemu Ganjar.
Selain itu, Sumiati juga memberikan surat pengantar serta buku hasil perjalanan spiritualnya. Buku itu diakuinya ditulis salah seorang cendekia Undip Semarang, dan berisi pesan moral untuk bangsa dan negara.
”Alhamdulillah oleh duit aku (Alhamdulillah saya dapat uang-red),” canda Ganjar. Namun belum selesai ngomong, Sumiati langsung menepis tangan Ganjar yang memegang amplop berisi uang sumbangannya. Dengan lucu dia mengatakan, uang itu bukan untuk Ganjar.
”Mboten nggo njenengan (bukan untuk kamu-red), cuma lewat saja,” ucapnya, disambut tawa terpingkal-pingkal Ganjar.
Kepada Ganjar, Sumiyati mengatakan, dirinya tergerak untuk memberikan bantuan saat melihat video Ganjar. Salah satu kata yang membuatnya tergugah adalah, saat Ganjar mengajak semua orang untuk ngrogoh roso kamanungsan (merengkuh rasa kemanusiaan-red) untuk membantu sesama di tengah pandemi covid-19 ini.
”Lalu saya berdoa, supaya saya yang tua ini bisa ikut membantu. Ndilalah ada anak-anak yang membuat masker dan dikasih saya, ada juga yang ngasih uang kemudian saya tabung dan saya berikan sekarang,” tutur dia.
Meski tak banyak, namun masker dan uang tabungan itu lanjut Sumiati, diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menanggulangi covid-19. Bahkan tak hanya memberikan bantuan, Sumiati juga menawarkan diri menjadi relawan covid.
”Saya dulu mantan perawat di RSUP Kariadi. Setelah suami kecelakaan di tahun 1975, saya keluar dan fokus merawat suami. Sekarang nganggur dan merasa tubuh masih sehat. Jadi tolong Pak Ganjar, saya mau jadi relawan untuk membantu tenaga medis menghadapi penyakit ini,” ungkapnya lagi.
Jadi Relawan
Apa yang disampaikan dua simbah itu membuat Ganjar trenyuh. Dia tak menyangka, meski usai senja, keduanya tetap peduli untuk ikut membantu dan bahkan mengajukan diri menjadi relawan.
”Saya terima bantuan masker dan uangnya ya mbah, terima kasih banyak. Nanti kami salurkan pada masyarakat yang membutuhkan,” tukas Ganjar.
Dia pun mengamini permintaan dua simbah itu untuk menjadi relawan. Namun bukan di rumah sakit, melainkan di lingkungan sekitar rumahnya.
”Njenengan membantu seperti ini, sudah menjadi relawan. Kalau mau lebih, saya punya program jogo tonggo, menjaga tetangga supaya tidak kelaparan. Monggo simbah berdua ikut berpartisipasi, menggerakkan lingkungan untuk peduli. Yang mampu membantu yang tidak mampu, yang kekurangan dibantu,” saran Ganjar.
Jawaban itu ternyata cukup memuaskan dua simbah ini. Keduanya berjanji, akan melaksanakan perintah Ganjar menjadi relawan jogo tonggo di lingkungannya.
Heri Priyono-Riyan