blank
PERKEMBANGAN : Wakil Bupati Blora, Arief Rohman (tengah), mengumumkan perkembangan pesebartan virus corona di Posko GTPP Covid-19 setempat, Rabu (6/5/2020). Foto : SB/Wahono

BLORA (SUARABARU.ID) –Pemerintah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Rabu (6/5/2020), secara terbuka kembali mengumumkan Perkembangan Covid-19 dengan tambahan empat warga positif hasil rapid test sehari sebelumnya 17, kini menjadi 21 orang.

Data tambahan empat warga positif rapid test (test diagnostik atau tes cepat) itu, diumumkan oleh Wakil Bupati (Wabup), Arief Rohman, di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan GTPP Covid-19 Kabupaten Blora.

Wabup Blora menambahkan, jumlah orang  tanpa gejala (OTG)  masih 144, orang dalam pemantauan (ODP) 64 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 11 serta pasien positif rapid-test kini menjadi 21 orang.

Sedankan warga Blora yang positif tertular virus corona, ada empat orang, dua meninggal dunia, dan dua orang lagi saar ini sedang menjalani perawatan di RSUD Blora dan Cepu.

Arief menambahkan, dengan bertambahnya warga terindikasi Covid-19 hasil rapid test sebanyak empat orang dan kini totalnnya ada 21 orang, menunjukkan adanya perkembangan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Blora.

“Sampai saat ini virus corona belum ada obatnya, maka pencegahan yang paling tepat ada pada diri kita dengan tetap mematuhi peraturan pemerintah,” kata Arief Rohman.

Harus Jujur

 blank

PESEBARAN : Posko GTPP Covid-19 Kabupaten Blora mengeluarkan peta pesebaran Covid-19, Rabu (5/5/2020). Foto : SB/Wahono.

Wabup Blora  meminta agar seluruh pendatang wajib lapor diri ke desa masing-masing, dan jika diperiksa petugas kesehatan harus jujur bisa mengatakan riwayat perjalanannya agar bisa ditangani sesuai protokol kesehatan guna mencegah wabah Covid-19.

“Peran masyarakat sangat kami butuhkan agar kompak bersama-sama melawan persebaran virus ini. Patuhi protokol kesehatan. Semoga kita semua bisa segera terbebas dari wabah ini,” pesan Arief.

Menurut Wabup Blora, pencegahan diri sendiri itu mulai dari disiplin jaga jarak, disiplin tidak berkerumun, disiplin pakai masker saat keluar rumah, dan cuci tangan pakai sabun guna memutus rantai persebaran Covid-19.

Sementara ini warga Blora yang mudik dari hari ke hari masih terus bertambah jumlahnya sudah mencapai 29.526 jiwa, angka yang akan segera menembus 30.000 jiwa, bebernya.

“Pesan saya tunda mudik dulu, tunggu sampai kondisi pandemi corona ini membaik demi kesehatan keluarga dan kampung halaman,” kata Wakil Bupati Blora, Arief Rohman.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, Edi Sucipto, meminta agar kewaspadaan dan kepatuhan protokol kesdehatan terus ditingkatkan.

Edi menjelaskan, jumlah warga positif rapid-test ini memang menjadi perhatian bersama, dan soal pengambilan rapid-test adalah upaya untuk melihat kemampuan kekuatan imunitas tubuh terhadap serangan virus, yang hasilnya akan kelihatan dalam waktu tujuh hari setelah kontak dengan pasien.

Jadi ketika rapid-test pertama negatif belum tentu bebas virus. Harus diulangi lagi tes kedua setelah tujuh hari. Beda dengan Swab test hasilnya pasti, namun prosesnya pemeriksaan laboratoriumnya baru bisa keluar 7-13 hari, jelasnya.

Terkait lamanya pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) ini, menurutnya, karena jumlah lab terbatas. Di Jawa Tengah sendiri, menurutnya hanya ada tiga yakni di Salatiga, Semarang dan Solo.

Antri sample Swab test juga semakin menumpuk, dari kemampuan pemeriksaan lab-nya sehari hanya 150 sample, sedang pengiriman sample sehari bisa 700 lebih, tambah Edi Sucipto.

Bahkan saat ini laboratorium Semarang dan Salatiga tutup sementara, karena sudah terlalu banyak sample yang masuk, sedangkan yang masih buka tinggal Solo, maka Blora mengirim sample-nya ke Solo, pungkas Edi Sucipto.

Wahono-Wahyu