PURWOREJO (SUARABARU.ID) -Spanduk himbauan kepada warga agar bersama-sama melawan corona yang dibuat oleh Korpri Kabupaten Purworejo, dikritik oleh beberapa orang.
Pasalnya dalam spanduk tersebut, mengajak warga ‘bergandeng tangan’ melawan wabah corona. Sebenarnya arti kiasan bergandengan tangan tidak salah karena banyak juga yang menggunakan, bisa pula dicari di mesin pencari google.
Sebuah portal berita milenial di situs kita bisa juga mengajak masyarakat bergandeng tangan untuk menyumbang pada fund raising yang mereka buat. Sebenarnya apa yang salah? Salah dan benar memang relatif, tergantung dari sudut mana kita memangdangnya.
Menurut Ketua Korpri Kabupaten Purworejo, Sukmo Widi Harwanto, spanduk yang sempat masuk humor politik ini, tidak ada yang salah. “Namun karena menyadari dalam kondisi saat ini, kami sudah mengganti desain spanduk dengan yang baru,” kata Sukmo.
Meskipun sudah diganti, ternyata tidak membuat puas beberapa orang, pasalnya foto Bupati Agus Bastian dan Ketua Korpri dalam spanduk tidak mengenakan masker.
Menanggapi hal itu, Sukmo mengajak semua masyarakat agar sikap yang kontra produktif, saling menyalahkan, saling meremehkan, saling menyebar isu-isu yang tidak benar dihilangkan.
“Saatnya kini adalah bersama-sama bagaimana membantu meringankan beban masyarakat dan bagaimana mencegah makin banyaknya masyarakat yang terinfeksi Covid-19,” lanjut Sukmo.
Jangan Saling Menjatuhkan
Senada dengan Sukmo, seorang tokoh muda Purworejo, Bhayu Rahmadi juga menyatakan bahwa, sebaiknya dalam kondisi pandemi seperti ini para elit bersatu untuk menekan penularan covid 19.
“Apa yang dilakukan dan apa yg diucapkan elit politik atau tokoh masyarakat saat ini sangat berimbas kepada kondisi masyarakat. Termasuk mengenai berita banner/spanduk himbauan dari pejabat daerah yang dikritik oleh beberapa pihak menurut saya hal hal semacam itu (mengenai tulisan dan gambar pejabat) tidak usahlah terlalu didramatisir dan dibesar-besarkan,” kata Bhayu yang juga admin sebuah grup FB terbesar di Purworejo ini.
Daripada membesar-besarkan masalah tulisan, lanjut warga Perumahan KBN Purworejo ini, lebih baik mereka membesarkan hati, memberikan rasa aman serta menumbuhkan sinergitas antara rakyat dan pejabat.
“Lagi pula masyarakat itu sekarang sudah pintar ,memaknai tulisan juga tidak ditelan mentah-mentah. Edukasi serta sosialisasi kepada masyarakat sekarang sudah banyak dilakukan melalui media ataupun langsung, paling tidak masyarakat sudah tau cara pencegahan covid-19, mereka bisa melindungi diri mereka dan keluarganya,” kata Bhayu.
Tambahnya, masyarakat juga tahu jika akan ada Pilkada tahun 2020 ini, tetapi dia berharap agar tidak saling menjatuhkan dan mencari-cari kesalahan tanpa ada perbuatan nyata dari pengritik. “Kami sudah tahu mana yang tulus dan mana yang modus. Lebih baik beri kami edukasi dengan santun tanpa menjelekkan pihak mana pun,” pungkasnya.
Taletha