BLORA (SUARABARU.ID) –Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora, Jawa Tengah, Minggu (26/4/2020), mengeluarkan rilis terbarunya dengan mendata warga pemudik di tengah pandemi Covid-19 mencapai 25.761 jiwa.
Para pemudik diperkirakan masih akan terus mengalir pulang ke kabupaten paling timur di Provinsi Jateng tersebut, karena alasan perusahaan tempat usahanya tutup, dan berbagai alasan lain yang memaksa warga pulang ke kampungnya.
“Terdata Minggu hari ini, pemudik yang sudah masuk Blora sudah 25.761 orang,” jelas Kapolres AKBP Ferry Irawan mewakili Pemkab Blora.
Kapolres berpesan warga Blora yang masih berada di luar daerah untuk tidak mudik dulu, ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk mencegah pesebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
“Terhadap larangan mudik tersebut, Polres juga melaksanakan dengan memperketat pengawasan di pintu masuk Blora,” tambah AKBP Ferry di jumpa pers di media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 setempat.
Dalam menyampaikan update perkembangan Covid-19, Kapolres didampingi Direktur RSUD dr. Soetijono Blora, Nugroho Adiwarso, dan Plt. Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Jumadi.
Hindari Maksiat
Berdasarkan data monitoring yang masuk di posko GTPP Covid-19, jumlah orang tanpa gejala (OTG) delapan, orang dalam pemantauan (ODP) 123 jiwa, meninggal positif Covid-19 satu orang.
Pasien dalam pengawasan (PDP), beber Kapolres Blora, semua 16 orang, selesai pengawasan tiga orang, meninggal dunia hasil lab-PCR belum keluar satu orang, meninggal negatif Covid-19 satu orang, dan proses pengawasan 11 orang.
AKBP Ferry menambahkan, atas himbauan dari pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), agar warga Blora untuk sementara ini tidak menjalan ibadah di rumah.
“Kekhusyukan ibadah di rumah, tidak mengurangi amal ibadah kita,” pesannya Kapolres Blora.
Selain itu diimbau agar aktivitas berbuka puasa dan makan sahur dilakukan dengan secukupnya, misalkan membeli makanan di luar, sebaiknya dibungkus saja dimakan di rumah bersama keluarga.
Kapolres juga bepesan agar masyarakat selalu jaga jarak, hindari kerumunan, dan selalu menjaga kesehatan dengan cuci tangan yang benar.
Kepada para pelajar, diimbau untuk belajar di rumah dengan rajin dan baik, jangan berkumpul di luar rumah.
Pesan lain, di suasana Ramadan ini dilarang membunyikan petasan, karena selain dapat meresahkan masyarakat, juga berbahaya untuk keamanan diri sendiri mupun warga lingkungan.
Polres menghimbau agar perbuatan maksiat seperti minum-minum keras (miras), narkoba dan lainnya dihentikan, termasuk kriminalitas maupun perbuatan melawan hukum lainnya.
“Polres akan menindak tegas kepada pelaku kriminal, narkoba dan aksi kejahatan lainnya,” pungkas Kapolres AKBP Ferry Irawan.
Diacara yang sama, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetijono Blora, Nugroho Adiwarso, menjelaskan saat ini tinggal satu orang PDP yang masih dirawat (diisolasi) di RSUD.
Sedangkan satu lagi dokter dan perawat yang sempat dirawat di RSUD, kondisi saat ini sudah membaik, bahkan hasil lab-Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) test negatif Covid-19.
“Saat ini tinggal satu pasien dirawat di RSUD Blora, dua lagi pasien tenaga medis hasil Lab-Swab PCR-nya negatif Covid-19 dan sudah pulang ke rumahnya,” jelas Nugroho Adiwarso.
Sebelumnya, Bupati Blora Djoko Nugroho mengumumkan daerahnya masuk zona merah dan berstatus tanggap darurat Covid-19, setelah satu warganya meninggal dunia dengan hasil lab-Swab PCR positif tertular virus corona.
Wahono-Wahyu