SEMARANG (SUARABARU.ID)– Sebanyak 150 mahasiswa penghuni rumah susun mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang, sampai saat ini masih bertahan. Bahkan ada di antara mereka yang sudah tidak mendapat kiriman uang dari orangtuanya.
Mendengar informasi itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, pada Sabtu (25/4/2020) mengecek langsung kondisi 150 mahasiswa itu. Total Rusunawa Undip terdiri dari lima unit gedung, yang setiap unitnya terdiri dari dua bidang dan memiliki lima lantai.
BACA JUGA : Curhatan Mahasiswa asal Tuban, Bikin Hati Ganjar Tersentuh
Mahasiswa yang menghuni rusunawa itu berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan terdapat juga mahasiswa dari luar negeri. ”Ternyata mereka tidak pulang dan cukup banyak jumlahnya di sini,” kata Ganjar.
Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, Jateng khususnya, Ganjar secara intensif keliling menyambangi mahasiswa dari luar daerah. Kali pertama, asrama yang dikunjungi adalah asrama masiswa Papua
”Dan dari kami keliling mulai banyak orang terinspirasi dan mulai kelihatan. Kemarin saya hanya nengok Papua dan Aceh. Ternyata mahasiswa yang tertinggal itu banyak,” kata Ganjar.
Selain mahasiswa Papua dan Aceh, asrama mahasiswa lain daerah juga telah ditengok Ganjar. Mulai dari Jabar, Jatim, Sulawesi Selatan dan lainnya. Ganjar memastikan para mahasiswa yang tetap bertahan di Semarang, dapurnya akan tetap mengepul.
Tak Ada Kiriman
”Nah kemarin kita mendengar banyak mahasiswa dari Undip yang tidak pulang cukup banyak. Bahkan tadi ada yang kondisinya sudah tidak mendapat kiriman dari orangtuanya dan bekerja part time di kafe. Tapi kafenya tutup,” imbuh dia.
Mahasiswa itu bernama Ratih Ester Nababan, mahasiswa semester delapan Fakultas Sains dan Matematika. Menurut Ester, hari ini jadi penting bagi dirinya, karena mendapat perhatian dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Dia yang asli Tapanuli, Sumatera Utara itu mengatakan kepada Ganjar, sudah hampir tiga bulan tidak ada kiriman uang yang dia terima dari orangtuanya.
”Sekarang kerja part time di kafe. Satu hari kerjaannya enam jam. Tapi kafenya mau tutup. Terima kasih Pak Ganjar atas bantuannya,” ungkap Ester, yang mengatakan orangtuanya hanya berprofesi sebagai petani.
Sejumlah bantuan memang diberikan Ganjar untuk mahasiswa yang tetap bertahan di rusunawa itu. Dari beras, mie instan, minyak goreng, buah-buahan sampai makanan siap saji.
Heri Priyono-Riyan